Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Pengukur Tanah Sodetan Ciliwung Ditolak Warga Bidara Cina

Kompas.com - 21/11/2014, 18:54 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim pengukur tanah dari Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane mendatangi RW 04, di Kelurahan Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (21/11/2014) pagi.

Tim ini datang untuk menindaklanjuti proyek sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur. Namun, kedatangan tim yang beranggotakan empat orang ini ditolak oleh warga yang bermukim di sana.

Mereka menolak petugas yang datang lantaran tidak memiliki surat tugas yang jelas. Warga khawatir, rencana pembangunan sodetan yang bakal menggusur permukiman dimanfaatkan orang-orang yang mencari keutungan. [Baca: Normalisasi Ciliwung di Jaksel Dilakukan Setelah Pembebasan Lahan]

"Tadi pagi datang tim empat orang. Dia mau survei mau mengukur tanah. Tiga orang dari balai besar, satu orangnya lagi mengaku sebagai tim penilai. Karena tidak ada surat perintah, maka kami tolak," kata Wiratno Sasmito (44), warga RT 04 RW 04, Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, saat berbincang di lokasi Jumat sore.

Menurut dia, sempat terjadi perdebatan dengan warga atas kedatangan tim ini. Warga tidak mengizinkan tim itu melakukan pengukuran. "Tadi yang mengaku tim penilai, surat tugasnya memang ada, tetapi bukan nama dia. Kata dia, saya memang ditugasi, tetapi tidak ada namanya," ujar Wiratno.

Warga setempat mengaku berpegangan pada pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama yang mengunjungi kawasan tersebut beberapa hari kemarin. "Kan perintah Pak Ahok, kalau mau ukur ada dana dulu, sama ada kesepakatan harga dengan warga, dan sudah deal belum. Dan sejauh ini, belum ada kesepakatan harga," ujar Wiratno.

Selain itu, lanjutnya, Ahok juga memerintahkan pengukuran bisa melihat pada peta bidang kawasan tersebut. "Pak Ahok sudah pro ke kita. Makanya warga senang. Peta bidang bisa jadi patokan," ujarnya.

Kata dia, warga tidak menghalang-halangi pemerintah untuk mengerjakan proyek mengurangi dampak banjir tersebut. Warga mendukung dan bersedia pindah. Tetapi, mereka berharap adanya uang pengganti yang disepakati atas bangunan tempat tinggal mereka.

Warga setempat setuju dengan usul Ahok yang meminta sesuai dengan harga pasar. "Pokoknya kami senang harga pasar, seperti yang Pak Ahok bilang. Yang jelas kami tidak menjual. Kalau menjual baru kasih harga. Kalau pemda kasih sekian, kalau cocok monggo. Kalau enggak ya tidak," ujarnya.

Junaidi (48), warga RT 09 RW 04 Bidara Cina lainnya berharap pergantian nantinya dapat sesuai. Sebab, lokasi tempat tinggal warga di sana amat strategis. Ada sekolah, pasar, dan juga akses ke angkutan umum yang dapat dijangkau dengan mudah.

"Kami mencari nyaman, enggak menuntut berlebihan. Karena di sini sekolah, pasar, angkutan, dan keamanannya juga baik," ujar Junaidi.

Seperti diketahui, wilayah di Bidara Cina rencananya akan menjadi jalan masuk sodetan Ciliwung-KBT. Rencananya, pembuatan jalan masuk itu akan memakan lahan seluas sekitar 1 hektare. Adapun sisi luarnya nanti, yakni di wilayah Kebon Nanas. Namun, pengerjaan jalan masuk masih terkendala pembebasan lahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com