Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Perilaku Penumpang Kereta di Bangkok dan di Jakarta

Kompas.com - 24/11/2014, 06:33 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


BANGKOK, KOMPAS.com - Meskipun sama-sama berstatus ibu kota negara berkembang, namun warga Bangkok memiliki tingkat kedisiplinan yang lebih baik ketimbang warga Jakarta. Setidaknya hal itulah yang terlihat dalam hal perilaku saat berada di angkutan publik.

Akhir pekan lalu, Kompas.com berkesempatan mengunjungi Bangkok dan mencoba layanan kereta perkotaan di kota tersebut, Bangkok Transit System (BTS). Berdasarkan pengamatan, dibandingkan dengan perilaku penumpang Commuter Line yang ada di Jakarta, penumpang BTS lebih tertib dalam beberapa hal.

Hal yang pertama adalah saat kondisi menunggu kereta di peron. Di Bangkok, penumpang naik tidak akan berdiri tepat di depan pintu saat kereta berhenti. Mereka akan berdiri sedikit ke pinggir untuk mempersilahkan penumpang turun untuk lewat terlebih dahulu.

Perilaku tersebut didukung dengan adanya fasilitas simbol anak panah di lantai peron yang menghimbau agar penumpang naik memberikan kesempatan penumpang turun untuk lewat terlebih dahulu.

Kondisi ini tentu berbeda dengan penumpang Commuter Line di Jakarta. Tak jarang, penumpang naik dan penumpang turun saling sikut-sikutan saat kereta sedang berhenti, terutama saat jam-jam padat. Belum lagi dengan adanya sebagian penumpang yang tidak berniat turun, namun tetap berdiri di depan pintu. Peringatan dari petugas kadang tak diindahkan. Apalagi, lantai di peron stasiun-stasiun Commuter Line tak ada yang dilengkapi dengan simbol yang bisa menghimbau agar penumpang naik memberikan kesempatan kepada penumpang turun untuk lewat terlebih dahulu.

Sedangkan hal kedua yang patut dicontoh dari penumpang kereta di Bangkok adalah saat berada di dalam kereta. Di Bangkok, tak ada satupun penumpang yang jongkok ataupun duduk di lantai saat mereka tak mendapatkan tempat duduk. Seluruhnya berdiri dan berpegang pada gantungan yang telah disediakan.

Situasi ini terjadi baik saat kereta sedang padat maupun lengang. Sementara itu, pada layanan Commuter Line sangat sering sekali ditemui para penumpang yang jongkok dan duduk-duduk di lantai saat mereka tak kebagian tempat duduk. Padahal melalui pengeras suara yang ada di dalam kereta, petugas sudah sering memperingatkan agar penumpang tidak jongkok dan duduk-duduk di lantai. Sebab hal ini bisa mengurangi tempat yang seharusnya bisa digunakan untuk penumpang berdiri lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com