Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Bank Raya Terendam, Arus Lalu Lintas ke Mampang Prapatan Lumpuh

Kompas.com - 25/11/2014, 13:35 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Banjir menggenangi Kompleks Bank di Jalan Bank Raya, Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Banjir itu melumpuhkan perjalanan pengendara menuju Mampang.

Pantauan Kompas.com, Selasa (25/11/2014), dari ujung Jalan Bank Raya atau di sisi kiri Jalan Prapanca Raya, terpasang tanda dilarang masuk. Tanda itu dipasang warga karena banjir yang masih tinggi sehingga tidak dapat dilalui kendaraan.

Selain itu, air yang berada pada kali di jalan tersebut terlihat tinggi. Sebuah truk merah Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta terparkir di dekat kali. Para pekerjanya pun kini tengah melakukan pengangkatan lumpur dari kali untuk memperlancar aliran air.

Arus air kali kini masih cukup deras. Menurut Wana, warga sekitar, air telah menggenangi Jalan Bank Raya, Jakarta Selatan, sejak Senin (24/11/2014) pukul 20.00 WIB. Datangnya air Kali Krukut, kata dia, membuat ketinggian air di kali semakin meningkat.

"Sekitar pukul 01.00 (Selasa) ini langsung naik airnya, langsung tinggi," kata Wana. Wana mengatakan, jalan yang membatasi Kelurahan Pela Mampang dan Pulo itu menggenangi 3 RT, yakni RT 5, 6, 7 RW 07 Pela Mampang.

Jalan Bank 1 hingga Jalan Bank 5 pun lumpuh tak dapat dilalui. Portal-portal di setiap jalan, kata dia, juga telah ditutup sejak pagi. Tinggi air hingga siang ini mencapai 60 cm. Sementara itu, warga memilih bertahan di rumah masing-masing. Sebab, bangunan di Kompleks Bank itu bertingkat dua.

Aliran listrik sekitar pun telah diputus mengingat banjir belum surut sejak dini hari tadi. Wana mengungkapkan, banjir bukan kali pertama merendam perumahan warga.

Tahun ini, banjir serupa juga terjadi seusai Lebaran 2014. Namun, kata dia, belum ada penanganan yang lebih lanjut atas banjir tersebut. Belum lama ini, pejabat bersangkutan telah melakukan observasi di kawasan itu.

Wana mengatakan, di sana akan dibuat pintu air yang memakai sistem buka tutup saat kiriman air datang. Wana menduga penyebab air melimpah ke perumahan itu karena Apartemen Kintamani yang berada di belakang rumah warga. "Itu kan kebendung di kali karena ditutup. Itu mulai banjir besarnya ya dari apartemen," kata dia.

Bila daerah di RW 07 terendam banjir, daerah RW 08 justru aman. Banjir yang biasanya lebih dalam di daerah RW 08 kini tak lagi terjadi. Pemerintah telah memasang pompa penyedot air di daerah RW 08 sehingga kondisi kawasan itu kini lebih baik.

Pakai gerobak

Banjir yang belum surut menyebabkan aktivitas di kawasan itu sulit. Pejalan kaki yang melintas telah disediakan gerobak. Setidaknya, ada dua gerobak yang menjadi alat transportasi menuju rumah warga.

"Ini gerobak baru untuk warga. Memang karena sering bajir, makanya dibuatkan gerobak oleh orang dinas," kata dia sambil menunjuk gerobak baru.

Gerobak itu mengantar warga dari rumah ke jalan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Namun, untuk kendaraan roda dua, empat, dan lainnya tak dapat melintas di jalan tersebut.

Ada juga pengendara yang tak percaya dengan ketinggian air sehingga memaksakan diri melintas. Alhasil, kendaraan mereka mogok di tengah banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com