"Enggak bisa (direvisi nilai UMP). Semua sudah ada dasar penghitungannya, dari survei kebutuhan hidup layak (KHL)," kata Basuki, di Balaikota, Jumat (28/11/2014).
Pria yang akrab disapa Ahok itu mengaku kesal buruh masih saja menuntut revisi UMP. Padahal, UMP 2015 yang nilainya tertinggi dibanding provinsi lainnya adalah UMP Provinsi DKI Jakarta, yakni senilai Rp 2,7 juta.
Dia tak habis pikir mengapa buruh membandingkannya dengan upah minimum kabupaten/kota (UMK) Karawang dan Bekasi yang lebih tinggi dibanding DKI. UMK Kabupaten Karawang sebesar Rp 2.957.450 dan UMK Kota Bekasi sebesar Rp 2.840.000.
"Nilai UMK selalu lebih tinggi dari UMP. UMP tertinggi se-Indonesia siapa? Ya DKI, karena DKI itu jadi satu (kota dan kabupaten). Jadi, kalau Karawang lebih tinggi UMK-nya, Jawa Barat kan tidak menerapkan nilai UMP," kata Ahok kesal.
Tahun ini, kata Basuki, Pemprov DKI sudah menyepakati perbaikan kualitas KHL yang diminta oleh buruh, seperti penggantian tepung terigu ke mi instan, pertambahan kebutuhan air, dan dengan memperhitungkan inflasi.
Namun, kata Ahok, buruh selalu menuntut hal-hal yang di luar akal dia, seperti menonton bioskop dan penggantian buah pepaya serta pisang.
"Buruh dulu pas nilai UMP-nya naik 43 persen muji-muji saya. Tahun 2014 nilai UMP cuma naik 10 persen, bawa-bawa keranda dan maki-maki saya. Saya ini tidak pernah berubah, selalu membantu buruh, mereka saja yang menuntut macam-macam," lanjut Ahok.
"Dulu nilai KHL rendah karena air buat mandi dan minum kurang, makanya saya tambahin. Mereka nuntut pergantian tepung terigu, jadi mi instan, saya sudah ganti lagi, fair sajalah. Makanya, (buruh) dapat nilai UMP Rp 2,7 juta," kata Ahok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.