Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pergaulan Vertikal Manusia Urban

Kompas.com - 30/11/2014, 00:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Apartemen sudah menjadi alternatif hunian di kota besar seperti Jakarta. Gaya hidup ”horizontal” yang berganti menjadi ”vertikal” membawa perubahan pada relasi sosial penghuninya. Di apartemen, halaman tetangga berganti menjadi dinding-dinding dan pintu yang lebih sering tertutup rapat.

Rania Fitria (7) meluncur di lorong lantai 18 menara apartemen tempat ia tinggal bersama kedua orangtuanya. Sang ibu, Leyla (40), mengawasi anak pertamanya itu sambil berdiri di depan pintu. Sepatu merah muda bergambar tokoh kartun Princess dengan roda kecil di bagian bawah membuat kedua kakinya mengayun dengan ringan, seakan berseluncur di atas lantai.

Ber-”sepatu roda” di lorong apartemen selebar 1 meter ini menjadi salah satu kegiatan bermain Rania. Di saat lain, bukan sepatu roda, melainkan sudah berganti sepeda kecil.

Tinggal di apartemen memaksa penghuni melakukan penyesuaian, seperti soal ruang bermain tadi. Belum lagi penyiasatan ruang yang sempit dan yang terutama, hubungan sosial antar-penghuni.

Nyaman, aman

Tinggal di apartemen, bagi sebagian orang, boleh jadi merupakan pilihan sadar penghuninya untuk mencari privasi kehidupan, selain soal lokasi yang dekat dengan pusat aktivitas di tengah kota sehingga bisa meminimalkan bertemu kemacetan. Namun, ada juga yang merupakan pilihan ”terpaksa” karena keterbatasan kemampuan dana membeli rumah tapak atau landed house di Jakarta.

”Apartemen ini harganya Rp 150 juta. Uang segitu mana dapat dibelikan rumah di Jakarta, paling dapatnya di pinggiran, seperti Depok, Bekasi, atau Tangerang. Di pinggiran pun sekarang sudah mahal dan kami menghindarinya karena jauh dari tempat kerja di Jakarta. Meskipun apartemen sempit, yang penting di pusat kota,” ungkap Leyla yang tinggal di unit berukuran 30 meter persegi dengan dua kamar.

Leyla dan suami memutuskan tinggal di apartemen pada tahun 2011 setelah 4,5 tahun tinggal bersama orangtua suami di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Apartemen di sebuah kawasan di Kalibata, Jakarta Selatan, lantas menjadi pilihan karena dekat dengan kantor suami dan rumah mertua.

Jika pekerjaan sedang tidak menumpuk, suami Leyla sudah sampai rumah pukul 17.00 karena perjalanan dari kantor ke apartemen dengan bermotor hanya 15 menit. Sementara jika tinggal di pinggiran Jakarta, kemungkinan baru tiba di rumah di atas pukul 19.00.

”Semasa masih bekerja, saya jarang bergaul karena waktu habis untuk bekerja. Setelah punya anak dan berhenti kerja, saya sering ke taman untuk membawa anak bermain atau ke masjid ikut TPA (taman pendidikan Al Quran). Dari situ saya mulai akrab dengan penghuni lain. Kalau dulu, hanya sekadar kenal,” ujar Leyla.

Belakangan muncul Friday Fun Club (FFC) yang digagas Fitriah Dwi Astuti (30) yang juga penggagas TPA di kawasan apartemen itu. Leyla dan anaknya bergabung di dalamnya. Kegiatan ini melibatkan ibu dan anak-anak.

”Ketika harus tinggal di apartemen, saya sempat khawatir, nanti anak saya main sama siapa. Saya berusaha ’menciptakan’ teman untuk anak saya dengan mengajak ibu-ibu lain mendirikan TPA dan FFC. Daripada anak hanya main sendirian di dalam apartemen,” kata Fitriah.

Artis Melissa Karim (36) sejak menikah lima tahun lalu juga memilih tinggal di apartemen. Pertimbangannya, mobilitasnya sangat tinggi dan ia mencari kepraktisan hidup dan tempat yang dipercaya keamanannya. ”Aku gampang ke mana-mana karena apartemenku di pusat kota. Jadi tektok-tektok, mondar-mandirnya gampang. Apalagi aku punya anak yang terkadang harus ditinggal lama untuk kerja. Sistem keamanan yang tidak memungkinkan non-pemilik bisa masuk unit apartemen bikin aku enggak terlalu khawatir,” kata Melissa yang tinggal di sebuah apartemen di Jakarta Pusat.

Menurut Melissa, ia sangat nyaman dengan model kehidupan di apartemen karena privasi terjaga. Ia mengaku mengenal tetangga kanan dan kiri serta beberapa orang lain sesama penghuni apartemen, tetapi tidak akrab. Mereka dikenalnya ketika sama-sama di gym atau saat di kolam renang yang menjadi fasilitas apartemen.

”Saya dan suami, kan, sibuk kerja, jarang di rumah (apartemen). Jadi kami lebih banyak bergaul dengan teman di luar. Hidup di apartemen lebih nyaman karena enggak perlu mikir gosip tetangga,” kata istri dari presenter berita televisi Ralph Tampubolon ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Megapolitan
Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Megapolitan
Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Megapolitan
Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Megapolitan
Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Megapolitan
Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Megapolitan
Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Megapolitan
Modus Pencurian Mobil di Bogor: Jual Beli Kendaraan Bekas, Dipasang GPS dan Gandakan Kunci

Modus Pencurian Mobil di Bogor: Jual Beli Kendaraan Bekas, Dipasang GPS dan Gandakan Kunci

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Satu Pembegal Calon Siswa Bintara Ditembak Mati

Melawan Saat Ditangkap, Satu Pembegal Calon Siswa Bintara Ditembak Mati

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal yang Serang Calon Siswa Bintara Polri di Jakbar

Polisi Tangkap Begal yang Serang Calon Siswa Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com