"Ruang kerja saya hanya dilengkapi AC, tanpa ada jendela untuk sirkulasi udara. Ini buruk untuk kesehatan," kata Kepala Seksi Survei, Pengolahan Data, dan Pemetaan pada Dinas Tata Kota Bekasi, Suwardy, di Bekasi, Minggu (30/11/2014).
Menurut dia, ketiadaan ventilasi udara itu terjadi di semua lantai yang kini dihuni oleh 12 satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
"Bahkan, ada salah satu pegawai yang pernah mengalami sesak napas di lantai sembilan karena sirkulasi udara yang buruk," katanya.
Selain itu, para penghuni gedung juga kerap panik saat terjadi pemadaman listrik secara bergilir karena mereka harus berlomba keluar gedung dengan menggunakan tangga manual.
"Kalau tetap berada di dalam ruangan bisa pingsan," katanya.
Pantauan Antara di lokasi melaporkan, jendela di ruangan itu hanya menggunakan rangka alumunium yang direkatkan kepada kaca tanpa adanya sirkulasi udara.
Setiap ruangan hanya memanfaatkan fasilitas AC sebagai perputaran udara, sementara pintu di ruangan dibuat dengan sistem penutup otomatis.
Selain keluhan seputar ketiadaan ventilasi udara, PNS lainnya, Arif, mengaku kecewa dengan kualitas bangunan senilai Rp 100 miliar lebih itu yang saat ini mulai mengalami kerusakan.
"Saat hujan kemarin, ada plafon yang jebol dan bocor di mana-mana," katanya.
Bahkan, kata dia, sejumlah tembok dan cat mulai terkelupas karena tidak tahan lama.
"Padahal, gedung ini baru diresmikan awal 2014 lalu," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.