Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Express Buktikan Bukan Taksinya yang Digunakan untuk Merampok

Kompas.com - 04/12/2014, 14:32 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Terkait kasus perampokan di taksi putih pada Jumat (28/11/2014) dan Senin (1/12/2014) lalu, pihak Express membantah bahwa taksi tersebut berasal dari unitnya. Hal itu diperlihatkan dari pembuktian pelacakan taksi dengan menggunakan GPS, yang menunjukkan kedua taksi milik Express tidak berada di tempat kejadian perkara (TKP) perampokan.

Meski demikian, pihak Express menuturkan bahwa ada kemungkinan penggunaan deteksi GPS diubah atau dimanipulasi. Namun, untuk mengubah atau mengatur GPS, diperlukan keahlian tersendiri. Express juga menjamin pantauan dari GPS akan mudah sekali diketahui apabila ada perubahan sedikit pun.

"Diubah bisa saja (posisi taksi dengan GPS). Tapi, kami selalu mengecek GPS dan semua aspek taksi sebelum diberangkatkan dan setelah kembali ke pul," kata Direktur Operasional Express Group Herwan Gozali, Kamis (4/12/2014).

Herwan kembali menjelaskan, pada kasus pertama pada hari Jumat, posisi taksi milik Express bernomor pintu DP 8015 berada di Jalan Benda, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sedangkan lokasi pelaku perampokan menaikkan penumpang ada di daerah Kuningan.

Sama halnya pada perampokan pada hari Senin. Taksi Express DP 8012 tidak melalui jalur yang dilewati oleh perampok.

"Kami juga telah mempertemukan sopir taksi kami dengan para korban dan korban mengaku mereka tidak menemui sopir taksi tersebut," tambah Herwan.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan menyayangkan kejadian yang menyeret moda transportasi taksi tersebut. Menurut dia, perlu ada beberapa regulasi yang dievaluasi demi meningkatkan kenyamanan dan pelayanan penumpang.

"Pak Gubernur sudah dorong kita tingkatkan pelayanan. Dengan ada kasus begini, masyarakat jadi takut. Mereka khawatir buat menggunakan transportasi umum. Nanti, kita akan evaluasi lagi," tutur Shafruhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com