Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah menilai, menyerahkan kepemilikan saham mayoritas ke Pemprov DKI merupakan opsi terbaik untuk mendongkrak kembali prestasi klub berjuluk Macan Kemayoran itu.
"Kalau tidak mampu, jual saja ke DKI. Sahamnya dibeli. Kita siap beli saham mayoritas. Untuk satu tahun cukup Rp 50 miliar untuk pemain, pelatihan, termasuk apresiasi kepada pemain," kata Saeful di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (8/12/2014).
Menurut Saeful, apabila manajemen bersedia menyerahkan kepemilikan saham mayoritasnya, Persija akan diberi status badan usaha milik daerah (BUMD). Dengan demikian, kucuran anggaran yang akan diberikan berstatus pinjaman modal pemerintah (PMP).
Seperti BUMD lainnya, kata Saeful, Persija juga dituntut untuk menghasilkan laba. Jadi, keuntungan yang diperoleh harus lebih besar dari modal pinjaman.
"Untungnya kan bisa lebih dari Rp 50 miliar kalau nantinya ada nilai bisnis lebih. Sepak bola kan industri. Jadi, ngelolanya harus profesional," ucap dia.
Sebagai informasi, Presiden Direktur PT Persija Ferry Paulus sebelumnya mengatakan, Persija membutuhkan dana sekitar Rp 40 miliar apabila ingin meriah gelar juara ISL musim depan. Jumlah tersebut untuk memenuhi biaya operasional selama semusim, seperti belanja pemain, kalkulasi gaji, hingga pengeluaran penyelenggara pertandingan. [Baca: Jadi Juara ISL? Persija Butuh Rp 40 Miliar]
"Jumlah tersebut harus kami pegang untuk menyokong keperluan tim dalam semusim. Pengeluaran musim 2015 bakal naik 20 persen dibanding musim lalu, kira-kira kami butuh Rp 40 miliar," kata Ferry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.