Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tuhan, Biar Engkau Saja yang Memimpin Sidang Hari Ini..."

Kompas.com - 09/12/2014, 09:10 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Suroto, ayahanda Ade Sara Angelina Suroto, telah menunggu datangnya hari ini sejak berminggu-minggu yang lalu. Suroto telah menunggu digelarnya sidang vonis bagi dua terdakwa pembunuh anaknya, Ahmad Imam Al Hafitd dan Assyifa Ramadhani, yang akan digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2014).

Ada satu doa yang diucapkan oleh Suroto khusus untuk pagi ini. Doa sekaligus harapan itu, bagaikan sebuah pengharapan terakhir bagi orangtua yang berjuang menuntut keadilan untuk anak tunggalnya yang tewas dibunuh.

"Tuhan, biar Engkau saja yang memimpin sidang hari ini," ujar Suroto.

Suroto percaya, majelis hakim adalah orang pilihan Tuhan yang akan menjatuhkan hukuman paling adil dari yang bisa diputuskan manusia. Melalui hakim, Suroto berharap Tuhan bisa memimpin sidang vonis terdakwa pembunuh putrinya.

Suroto mengatakan, hakim menjalankan tugasnya sesuai dengan perintah Tuhan. Itu artinya, hakim juga harus bekerja berdasarkan hati nurani. Sama seperti yang diharapkan kepada pengacara Hafitd dan Assyifa selama ini, Suroto juga berharap hakim bisa menggunakan hati nuraninya dalam menentukan vonis.

"Majelis hakim bertugas bukan untuk kepentingan pribadi dan saya meyakini majelis hakim dapat melakukan hal itu," ujar Suroto.

Pagi ini, Suroto bercerita ada hal yang berbeda dari persiapan sidang sebelumnya. Sanak saudara serta sahabat-sahabat Suroto dan Elisabeth dari gereja mengadakan doa pagi bersama. Doa agar hukuman setimpal dijatuhkan bagi pembunuh putrinya. Serta doa agar dia dan keluarga sanggup menjalani sidang dan sanggup menjalani hidup tanpa Ade Sara di kemudian hari.

Lebih kurang empat bulan, Suroto beserta istrinya, Elisabeth, tidak pernah absen dalam menghadiri tiap persidangan Hafitd dan Assyifa. Suroto pernah berkata, akan sangat mengerikan jika dia dan istri tidak menghadiri sidang ini tiap minggu.

Pembelaan dari kedua terdakwa, Hafitd dan Assyifa, dinilai akan semakin menggebu. Karena tidak ada orang yang ingin dipenjara seumur hidup seperti yang didakwakan pada Hafitd dan Assyifa.

Suroto berharap, majelis hakim dapat meloloskan tuntutan jaksa yang mengeluarkan tuntutan seumur hidup bagi Hafitd dan Assyifa. Lewat kebijaksanaan hakim, Suroto mengharapkan keadilan bagi putrinya bisa tegak.

"Adil menurut versi kebenaran karena dua pembunuh itu juga menginginkan keadilan menurut versi mereka hingga dihukum seringan mungkin," ujar Suroto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com