Friztika (24), salah satu pengguna KRL, merasa bersyukur tidak harus mengalami kenaikan ongkos untuk bekerja sehari-hari. Karyawan bank swasta ini hanya menghabiskan ongkos Rp 6.000 setiap harinya untuk perjalanan menggunakan KRL.
"BBM naik enggak ngaruh buat anker (anak kereta). Kecuali harus naik ojek atau angkot lagi setelah naik KRL ya, he-he-he," ujar Friztika kepada Kompas.com, Selasa (9/12/2014).
Tarif perjalanan KRL yang tidak mengalami kenaikan tersebut pun akhirnya berimbas pada banyaknya orang yang beralih menggunakan moda transportasi tersebut.
Dewi (29), misalnya. Ibu satu anak ini tadinya mengandalkan mobil pribadi untuk menempuh perjalanan dari Cakung ke Manggarai. "Naik KRL bisa lebih hemat, saya yang tadinya jarang-jarang naik KRL jadi lebih sering," ujar Dewi.
Manajer Komunikasi PT Kereta Api Commuter Jabodetabek Eva Chairunisa mengatakan, pengguna KRL mengalami peningkatan jumlah cukup signifikan setelah kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Yang pasti sih naik, tetapi karena belum sebulan jadi belum diketahui berapa jumlah pastinya. Laporannya kan setiap akhir bulan," ujarnya.
Penumpang KRL saat ini, kata Eva, per harinya bisa mencapai 650.000-700.000 penumpang dari seluruh perjalanan KRL se-Jabodetabek. Jumlah tersebut diperkirakan meningkat menjadi 750.000 penumpang setelah kenaikan harga BBM bersubsidi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.