Pantauan Kompas.com, PT Jasa Marga sebagai pengelola tol sebenarnya telah menerjunkan petugas yang khusus memperingatkan pengguna mobil yang hendak masuk gerbang tol bahwa mereka wajib memiliki e-money. Beberapa pengendara yang tak memiliki e-money sigap melihat peringatan tersebut langsung membelokan kendaraannya sebelum masuk ke jalur masuk gerbang tol.
Namun ,beberapa pengendara yang tidak sigap tetap berjalan ke jalur masuk. Mereka baru menyadari bahwa gerbang tol yang akan mereka masuki tidak menerima pembayaran tunai saat telah berada tepat di depan loket pembayaran. Mau tidak mau, sejumlah kendaraan itu harus memutar balik.
Salah seorang petugas yang berada di lokasi, Suhendra, mengatakan, kendaraan yang tidak bisa masuk ke Gerbang Tol Semangi I akan diarahkan melalui gerbang tol berikutnya, yakni Gerbang Tol Semanggi 2.
"Kalau di Gerbang Tol Semanggi 2 masih melayani transaksi tunai," ucap Suhendra.
Selain menyiagakan petugas, PT Jasa Marga juga memasang alat pengeras suara. Informasi mengenai tak lagi diterapkannya transaksi tunai disampaikan melalui alat tersebut.
"Yang terhormat pengguna jalan tol, Gerbang Tol Semanggi I khusus untuk GTO (gerbang tol otomartis). Gerbang Tol Semanggi I tidak melayani transaksi tunai. Bagi yang ingin menggunakan transkasli tunai, silakan melewati gerbang tol berikutnya. Terima kasih," bunyi pengumuman tersebut.
PT Jasa Marga meniadakan transaksi tunai pada Gerbang Tol Semanggi 1 dan menggantinya menjadi Gerbang Tol Otomatis (GTO) skala penuh mulai Selasa 16 Desember 2014. Dengan demikian, dua lajur di Gerbang Tol Semanggi 1 tak lagi melayani transaksi tunai, tetapi wajib menggunakan e-money dari Bank Mandiri.
General Manager PT Jasa Marga Cawang Tomang Cengkareng (CTC), Agus Purnomo, mengatakan, pengoperasian GTO skala penuh bertujuan untuk mempercepat transaksi dan mengurangi antrean di gerbang tol. Transaksi elektronik ini, kata Agus, sekaligus mendukung Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang dicanangkan Bank Indonesia pada Agustus 2014.
Tujuan lainnya, kata Agus, adalah mencegah peredaran uang palsu, meningkatkan transparansi transaksi karena riwayatnya tercatat, dan mengurangi risiko kesalahan uang kembalian. "Kalau transaksi tunai itu kami harus menyiapkan setidaknya uang receh untuk kembalian sekitar Rp 2,2 miliar per hari," kata Agus.
Hal serupa, kata Agus, juga akan diberlakukan pada empat lajur Gerbang Tol Cengkareng 3 mulai 23 Desember 2014. Menurut Agus, PT Jasa Marga menargetkan jumlah GTO pada tahun ini sebanyak 30 persen dan diharapkan meningkat menjadi 50-60 persen pada 2016 dan pada 2019 diharapkan mencapai 80 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.