Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara Agar Tidak Antre Saat Mudik dengan Kereta

Kompas.com - 19/12/2014, 11:49 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana ramai dan padat di stasiun yang sering terjadi menjelang mudik Natal 2014 dan Tahun Baru 2015 tentu membuat penumpang tidak nyaman. Untuk mengantisipasinya, PT Kereta Api Indonesia memiliki beberapa imbauan kepada penumpang.

Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan, faktor yang menyebabkan suasana ramai dan antrean panjang di stasiun yaitu penumpang yang tidak teratur mengikuti jadwal keberangkatannya.

"Kalau sekarang di tiket sudah jelas ada jam keberangkatannya. Ya penumpang datanglah mendekati jam keberangkatan. Jangan jadwal berangkat sore, sudah datang dari pagi," ujar Edi kepada wartawan, Jumat (19/12/2014).

Edi menjelaskan, setiap penumpang yang bisa menaiki kereta adalah yang memiliki tiket. "Sehingga sudah tidak ada cerita ada penumpang yang tidak dapat tempat duduk, maka jangan khawatir datang dari jauh-jauh waktu sebelum jam keberangkatan," tegas dia.

Selain itu, antrean panjang juga berpotensi terjadi di depan mesin cetak tiket mandiri (CTM) yang berada di stasiun-stasiun. Karena itu, Edi menyarankan kepada penumpang untuk mencetak tiket bukan di hari H keberangkatan. Kalau bisa, lanjut dia, tiket dicetak pada hari-hari sebelumnya.

"Ketika tiket sudah pesan secara online, segeralah cetak di mesin CTM, supaya tidak terjadi antrean panjang di percetakan tiket yang sering terjadi sesaat sebelum keberangkatan kereta api," papar dia.

Pencetakan tiket dengan segera juga menghindari pudar atau hilangnya tulisan pada struk pembayaran tiket. Sebab, struk biasanya tercetak pada bahan kertas yang tintanya mudah hilang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com