Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada yang Bersyukur dengan Kebijakan Pembatasan Motor

Kompas.com - 19/12/2014, 12:35 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Larangan pengendara melintasi Jalan MH Thamrin-Jalan Medan Merdeka Barat membawa berkah untuk Ana (55). Warga Jalan Kebon Kacang, Jakarta Pusat, itu bersyukur rumahnya menjadi tempat parkir motor.

Sebagai seorang janda yang menjadi kepala keluarga bagi dua anak laki-laki penyandang disabilitas, hal ini sangat membantu penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka. Halaman rumah dan sebagian ruas jalan di depan rumahnya bisa menampung sekitar 25 motor.

"Iya ini juga baru kemarin dipakai untuk parkir. Sebelumnya mah enggak," ujar Ana ketika ditemui di kediamannya, Jumat (19/12/2014).

Ana bercerita, kemarin, Ketua RW 04 Kebon Kacang mendatangi rumahnya. Ketua RW 04 bernama Ito itu menawarkan Ana untuk menggunakan halaman rumahnya sebagai lahan parkir. Mendengar hal itu, Ana mengaku sangat bersyukur. Pasalnya, hal itu bisa menjadi pekerjaan bagi putranya, Adi (35), yang merupakan penyandang disabilitas dan masih menganggur.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Ana hidup dari biaya sewa dua kamar kos yang ia dapat tiap bulan. Satu kamar kos disewakan seharga Rp 550.000 per bulan. Ana mengatakan, pendapatan yang ia punya tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari bagi keluarga. Sebab, kedua anaknya tidak bisa bekerja akibat kondisi fisik mereka.

Sejak halaman rumahnya dijadikan lahan parkir, pendapatan Ana bertambah. Tarif parkir di rumahnya Rp 5.000 per motor. Jika lahan parkirnya penuh, Ana bisa mendapat Rp 175.000 dalam sehari.

Biasanya, lahan parkir miliknya baru ramai saat siang. Penghasilan itu, kata Ana, dikantongi sepenuhnya oleh dia dan anaknya. Tidak ada yang mewajibkannya memberi setoran.

"Ya, kalau sekarang masih sepi yah. Kemarin sih siang baru ramai. Mungkin karena yang depan-depan udah penuh, baru mereka parkir ke sini," ujar Ana.

Mengenai kebijakan pelarangan sepeda motor ini, Ana mengaku, dia sesungguhnya tidak terlalu mengerti. Dia juga tidak paham alasan pelarangan tersebut. Namun, Ana mengatakan, ia merasa diuntungkan dengan kebijakan tersebut. Dia berharap kebijakan ini akan berlangsung seterusnya. "Semoga enggak sementara aja. Semoga terus-terusan," ujar Ana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com