Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gemerlap Natal di Rumah Dinas Ahok Jadi Obyek Foto Warga

Kompas.com - 22/12/2014, 09:49 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ada pemandangan berbeda dari rumah dinas Gubernur DKI Jakarta di Jalan Taman Suropati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat. Padahal, rumah itu tak ditempati oleh sang tuan rumah atau Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama serta keluarganya.

Rumah berarsitektur khas Belanda itu tampak gemerlap dengan warna-warni lampu yang dihias di tiga pohon cemara, bonsai, dinding rumah, serta di plafon rumah. Warna biru, merah, dan hijau menghiasi rumah dinas tersebut. Pada malam hari, rumah itu tampak lebih gemerlap dibanding rumah-rumah elite di kawasan Menteng yang kebanyakan dibiarkan gelap. 

 
Tak hanya gemerlap karena lampu-lampu hiasan, sebuah patung Sinterklas setinggi sekitar 100 cm terlihat berdiri di depan pintu rumah. Sinterklas berjenggot putih itu membawa tongkat hitam dan mengenakan jubah berwarna merah.

Gemerlap rumah dinas itu menarik perhatian warga yang sedang berjalan-jalan di Taman Suropati. Salah satunya ialah Yuanita dan kedua anaknya. Warga Pondok Kopi, Jakarta Timur, itu terlihat membidik lensa kamera ke arah dua anaknya yang berdiri di depan pagar rumah dinas.

"Bagus ya hiasannya, ramai banget suasana Natalnya," kata Yuanita, Minggu (21/12/2014) malam. 

 
Berdasarkan info dari staf pengamanan dalam (pamdal) di rumah dinas, kerlap-kerlip lampu hias itu sengaja dipasang untuk merayakan hari raya Natal. Sebagai informasi, Basuki dan keluarganya memang merayakan Natal setiap tanggal 25 Desember.

Kendati demikian, staf pamdal itu kurang mengetahui sejak kapan lampu hias serta patung Sinterklas dipasang di sana. Pasalnya, saat pemasangan lampu, ia sedang libur kerja. "Pas saya ke sini, sudah dipasang lampu-lampunya, ya bagus sih jadi enggak gelap. Ini baru yang pertama kali (rumah dinas dihias)," kata staf pamdal tersebut. 

 
Hiasan lampu yang dipasang di tanaman serta pohon ini bertentangan dengan pernyataan Basuki beberapa waktu lalu. Saat itu, Basuki mengakui bahwa ia tidak menyukai lampu-lampu hias dipasang di pohon dan tanaman. Sebab, hal itu menyebabkan tanaman cepat mati.

"Lebih baik, dipasang lampu sorot dari bawah pohon saja daripada dipasang di pohon. Bikin layu tanaman itu, lama-lama mati karena lampu kan dari listrik juga asalnya," kata Basuki saat itu. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com