"Jadi, intinya untuk pembibitan sapi, kita akan cari bibit yang baik. Nanti akan dilelang lewat ULP. Kalau untuk anggaran, sekitar Rp 10-20 miliar. Ini masih dikaji, masih sedang kita pelajari bareng BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dan BPKD (Badan Pengelola Keuangan Daerah)," kata Kepala Dinas Kelautan dan Peternakan Darjamuni saat dihubungi, Selasa (23/12/2014).
Mengenai skema investasi yang nantinya akan dijalankan, Darjamuni mengatakan bahwa nantinya bibit-bibit sapi akan diserahkan kepada para peternak yang ada di NTT. Para peternak akan ditugaskan untuk merawat sapi-sapi tersebut hingga akhirnya siap untuk dipotong dan didistribusikan di Jakarta.
"Misal dari 10 sapi yang kita beri, dua jantan dan delapan betina. Kalau beranak delapan, nanti empat untuk kita dan empat untuk mereka," ucap dia.
Kerja sama Pemprov DKI Jakarta dengan Pemprov NTT bertujuan untuk pemenuhan suplai daging sapi di Ibu Kota. Menurut Basuki, dibanding Jakarta, NTT memiliki sapi yang mencukupi.
Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya yang disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Sabtu (20/12/2014) lalu.
Nantinya, di Jakarta, PD Dharma Jaya akan mengelola bisnis daging sapi dan PD Pasar Jaya yang akan menjual hasil ternak itu. Sementara itu, DKI bakal membeli lahan di NTT untuk dijadikan rumah pemotongan hewan (RPH) serta memberi bantuan pembibitan kepada NTT.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.