Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot Bisa "Tenggelamkan" Popularitas Ahok?

Kompas.com - 25/12/2014, 18:07 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pangi Syarwi Chaniago menilai elektabilitas Wakil Gubernur Jakarta Djarot Syaiful Hidayat bisa mengalahkan Gubernur Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok karena kebijakannya yang menimbulkan empati publik.

"Perkiraan saya, Djarot bisa menenggelamkan elektibilitas Ahok. Apalagi kalau Djarot bisa menciptakan empati publik dan mulai disayangi warga Jakarta," kata Pangi melalui pesan Blackberry di Jakarta.

Dia menilai Djarot bisa mengambil empati publik dengan kebijakan terbarunya yaitu menolak mobil dinas Lexus dan memilih lima sepeda motor untuk blusukan karena alasan kemacetan di Jakarta.

Pangi mengatakan, PDI Perjuangan pintar dan cerdas membaca momentum politik 2017 dalam pemilihan gubernur DKI dan bukan tidak mungkin Djarot dipersiapkan untuk calon gubernur DKI 2017.

"PDI-P sah-sah saja menyiapkan Djarot untuk pilgub Jakarta 2017. Partai tersebut tahu bahwa Djarot adalah figur yang memiliki prestasi ketika menjabat wali kota Blitar selama dua periode dan pernah menjabat anggota DPRD Jawa Timur dan anggota DPR RI periode 2014-2019," ujarnya.

Menurut dia, bukan tidak mungkin popularitas Djarot bisa cemerlang di tahun 2015-2017 sebagai modal investasi politik bertarung dalam pilgub DKI Jakarta.

Dia mengatakan, dua tahun adalah waktu yang cukup untuk kampanye politik Djarot sehingga bukan tidak mungkin Ahok mulai khawatir dengan sepak terjang Djarot.

"PDI-P tahu elektibilitas Ahok tinggi, namun belum tentu dipilih kembali kalau kebijakan politiknya banyak yang kontroversial dan tidak mampu menunaikan janji politiknya," katanya.

Pangi mengatakan tidak mungkin ada dua "matahari" di DKI Jakarta sehingga apabila Djarot punya prestasi, komitmen dan integritas yang kuat, maka Ahok bisa saja gagal uji pasar hasil survei pemilu mendatang.

Hal itu menurut dia karena berubahnya perilaku segmentasi pasar yang mulai bergeser jatuh hati ke produk baru yaitu Djarot.

"Djarot harus punya perbedaan yang bisa membuatnya berbeda jauh dengan Ahok. Penolakan mobil dinas paling tidak bukti Djarot punya sensivitas politik yang matang, mengerti betul perilaku pasar apa yang disukai publik dan yang tidak disukai masyarakat," ujarnya.

Menurut dia, PDI-P tentu saja akan mengajukan calon gubernur DKI Jakarta di 2017 yang lolos uji pasar dan figur tersebut bisa saja itu Ahok atau Djarot.

Dia menilai memastikan elektabilitas dan aksesibilitas Ahok boleh jadi sudah klimaks, sementara Djarot belum sampai pada titik klimaks.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Megapolitan
Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat 'Sunset'

Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat "Sunset"

Megapolitan
Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Megapolitan
Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Megapolitan
Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Megapolitan
Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com