Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Kios Rata dengan Tanah, Stasiun Pasar Minggu Kini Lebih cerah

Kompas.com - 02/01/2015, 17:41 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kios PKL di sekitar Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan, telah diratakan dalam penertiban yang dilakukan oleh petugas beberapa waktu lalu. Kini, kawasan yang sebelumnya tertutup sesak dengan lapak berbagai jenis pedagang itu nampah lebih cerah.

Sebagian pengguna KRL kini merasa nyaman berjalan kaki melalui trotoar, yang searah dari pintu masuk dan keluar Stasiun Pasar Minggu.

Sebelum diratakan, di kawasan itu berdiri 138 kios yang ditempati para pedagang dan PKL. Mulai pedagang pakaian, handphone baru dan bekas, pedagang pakaian, pedagang buah, dan banyak lagi lainnya.

Para pejalan kaki kadang tidak dapat menikmati fasilitas trotoar dengan baik. Barang dagangan yang digelar di atas trotoar menjadi penyebabnya dan mengganggu warga melintas.

Dedi (38), warga Citayam yang bekerja di kawasan Poltangan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, menyambut positif penertiban oleh PT Kereta Api. Sebab, jalur sepanjang trotoar itu kerap dilaluinya untuk pulang pergi bekerja menggunakan jasa KRL.

"Bagus ya kalau begini. Pulang pergi kerja jadi enak kelihatannya, jadi lebih cerah. Kadang kalau banyak PKL jalannya sempit, kitanya mesti turun ke jalan," kata Dedi, kepada Kompas.com, Jumat (2/1/2015) sore. [Baca: Kios Dibongkar, Pedagang di Sekitar Stasiun Pasar Minggu Pasrah]

Menurut Dedi, akan lebih baik jika lahan yang telah dibongkar tersebut dapat dijadikan taman. Ia berpendapat hal itu akan menambah keindahan lingkungan di sekitar stasiun. "Dibuat jadi taman mungkin ya. Kasih penghijauan. Jadi lebih baik," ujar Dedi.

Sementara itu, pengguna jasa KRL lainnya Heri (42) menyampaikan hal senada. Ia berharap, lokasi itu tidak dijadikan tempat bagi PKL lagi nantinya. "Iya, kalau jadi taman menurut saya bagus. Asal jangan dibuat tempat jualan lagi. Malah balik lagi semerawut nanti," ujar Heri.

PT KA menyatakan, penertiban PKL di sana sebagai bagian dari penataan terhadap Stasiun Pasar Minggu. Humas Daop I PT KAI, Agus Komarudin mengatakan, rencananya, sebagian lahan akan digunakan untuk membangun ruang terbuka hijau (RTH) dan program penataan lainnya.

"Tetapi yang terpenting itu untuk keselamatan perjalanan kereta dan kendaraan yang melintas. Karena dengan adanya bangunan di situkan mengganggu jarak pandang masinis dan pengendara karena tertutup sama bangunan. Makanya kita bebaskan," ujar Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com