Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Orang Tewas, Penjual Miras Oplosan Hanya Diamankan

Kompas.com - 06/01/2015, 11:13 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Penjual minuman keras oplosan yang tewaskan empat orang di Kelurahan Arenjaya, Bekasi, sudah ditangkap oleh tim kepolisian Polresta Bekasi Kota. Penjual miras oplosan itu bernama Jahaman (57), pemilik warung di Kampung Rawa Kalong.

"Para korban membeli bahan-bahan untuk membuat miras oplosan di warung itu," ujar Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polresta Bekasi Kota Ajun Komisaris Siswo ketika dihubungi, Selasa (6/1/2015).

Akan tetapi, kata Siswo, Janaham tidak ditetapkan sebagai tersangka. Hal ini karena Janaham tidak terbukti melanggar pidana. Namun, melanggar Peraturan Daerah No 17 Tahun 2009 tentang pengawasan dan pengendalian minuman keras. Pada peraturan tersebut besar hukuman yang diancamkan hanya enam bulan. Janaham pun tidak ditahan.

"Kalau ancaman hukumannya di atas 5 tahun, bisa ditahan. Ini kenanya dia hanya pelanggaran Perda," ujar Siswo.

Sewaktu mengamankan Janaham, polisi menyita puluhan botol minuman keras dengan kadar alkohol di atas 40 persen. Seperti 20 botol miras merek Brandy, 10 botol Gilbeys, 15 botol Gilbeys coklat, 6 botol Asoka, 18 botol Mansion, 34 botol anggur, 9 botol kamput, dan 4 botol blackjack.

Sebelumnya, seorang tukang ojek, Sulistio Adi Wibowo, warga Kelurahan Aren Jaya, Bekasi, meninggal dunia pada Senin (5/1/2015), diduga karena menenggak minuman keras oplosan. Kematian Sulistio menyusul tiga temannya yang lebih dulu meninggal pada Jumat (2/1/2015).

Penyebab kematian Sulistio diduga sama dengan kematian tiga orang temannya. Mereka adalah Yanto (34) dan Ki Bagus Suntara (32) yang bekerja sebagai tukang ojek dan Hermansyah(39) yang bekerja sebagai sopir truk sampah.

Sulistyo dan tiga orang temannya meminum minuman keras oplosan pada Kamis (1/1/2015) di Pos Ojek yang menjadi pangkalan mereka. Siswo mengatakan, mereka berempat meminum Brandy yang dicampur dengan minuman cola rasa lemon. Mereka berempat menikmati miras oplosan tersebut malam hari selepas mereka bekerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com