Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/01/2015, 11:43 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Para tukang ojek yang biasa beroperasi di sepanjang Jalan Sudirman 'berteriak' dengan diperluasnya jalur pelarangan sepeda motor hingga Jalan Sudirman. Mereka bahkan mengibaratkan peraturan ini seperti kiamat bagi pekerjaan mereka.

"Wah enggak bisa! Apa-apaan tuh. Ini sih sama seperti kiamat namanya," ujar Nirwono, salah satu tukang ojek yang gusar setelah mendengar kabar ini, Jumat (9/1/2015).

Nirwono mengatakan, hal ini akan sangat berpengaruh bagi dia dan teman-temannya sesama tukang ojek. Hampir setiap hari dia melewati Jalan Sudirman untuk mengantar penumpang. Baik mengantar penumpang ke arah Blok M maupun arah sebaliknya. Terlebih lagi, pos ojek yang biasa disinggahi Nirwono berada di Jalan Sudirman. Tepatnya di depan Ratu Plaza dekat Bundaran Senayan.

Ada banyak pos pos ojek yang tersebar di sepanjang jalan ini. Jika motor dilarang melintas sampai Bundaran Senayan, maka secara otomatis pos-pos ojek yang ada harus seger pindah.

"Terus kita ngepos di mana? Tempat lain kan juga udah ada pos sendiri diisi sama ojek lain," ujar Nirwono.

Tukang ojek lain yaitu Rahmat, juga mengaku kecewa dengan aturan ini. Menurut dia, peraturan ini bukan hanya merugikan dia sebagai tukang ojek saja, tetapi juga pelanggan-pelanggannya yang biasa memilih menaiki ojek untuk berpergian.

"Ya, maaf-maaf aja nih. Kalau tarif ojek jadi naik. Soalnya kan kita harus muter jalan buat nganter penumpang dan muternya jauh," ujar Rahmat.

Mendengar informasi mengenai perluasan jalur ini, Zulkifli, tukang ojek lain, juga merasa marah. Tidak seperti Rahmat dan Nirwono, Zulkifli langsung menyebut nama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Zulkifli bingung dengan kebijakan Basuki yang sering kali tidak pro terhadap rakyat kecil. "Saya sampai enggak bisa ngomong apa-apa lagi," ujar Zulkifli.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Benjamin Bukit menilai peraturan pelarangan sepeda motor yang dilaksanakan di Jalan MH Thamrin dan Medan Merdeka Barat sejak 17 Desember lalu efektif mengurai kemacetan lalu lintas. Dengan demikian, ia memastikan akan ada perluasan area yang akan dimulai setelah 17 Januari mendatang.

Adapun area yang akan dipilih seperti yang banyak diberitakan dalam beberapa hari terakhir, yakni di Jalan Sudirman, tepatnya sampai di sekitar Patung Pemuda Membangun atau yang lebih dikenal sebagai Bundaran Senayan, tak jauh dari Ratu Plaza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Megapolitan
Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Megapolitan
Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Megapolitan
Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Megapolitan
Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Megapolitan
BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com