Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Warga yang Tetap Memilih Naik Kendaraan Pribadi di Jakarta

Kompas.com - 09/01/2015, 14:18 WIB
Tara Marchelin Tamaela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Jakarta enggan meninggalkan kendaraan pribadi pada hari kerja dan beralih pada transportasi umum. Sebab, fasilitas transportasi umum yang ada belum dapat memenuhi kriteria, terutama berkaitan dengan kenyamanan.

"Enggak masuk akal dong. Kalau pas hari kerja, naik kendaraan umum kan enggak nyaman. Kayak naik bis kota sumpek-sumpekan, desak-desakan, terus juga enggak efisien," kata Yama, salah satu warga yang kesehariannya menggunakan kendaraan pribadi, Jumat (9/1/2015).

Tidak hanya itu, angkutan umum juga dinilai masih belum memadai untuk mengangkut warga. Menurut warga lainnya, Vito, kurangnya unit transportasi umum di Jakarta mengakibatkan warga harus menunggu lama sehingga tidak mendukung ketepatan waktu kegiatan mereka.

"Dibikin nyaman dulu deh transportasinya. Pemerintah kan menjanjikan bus tingkat ya, bus tingkat saja sekarang berapa unit? Warganya berapa? Masa kita harus menunggu berjam-jam dulu? Otomatis kita yang enggak kebagian, telat," ujarnya mengeluh.

Pandangan serupa juga diungkapkan oleh Kun. Menurut dia, menggunakan kendaraan pribadi jauh lebih memudahkan meskipun ia harus menghadapi kemacetan Jakarta.

"Bisa sih, misalnya, pakai kereta, tetapi kan kalau buru-buru susah. Kalau naik kendaraan pribadi kan enak, jadi gampang. Kalau dari rumah naik kendaraan umum, nanti harus ganti, pindah lagi. Kalau naik kendaraan pribadi kan tinggal masuk, mau macet juga sudah risiko di jalan," kata Kun.

Seperti diketahui, pelarangan sepeda motor di Jalan MH Thamrin hingga Jalan Medan Merdeka Barat dinilai efektif menekan kemacetan. Karena itu, cakupan pelarangan tersebut akan diperluas ke kawasan lainnya.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Martinus Sitompul menilai cara itu dapat "memaksa" masyarakat untuk beralih ke kendaraan umum.

Hal itu sesuai dengan tujuan larangan tersebut, yaitu untuk membuat masyarakat beralih menggunakan transportasi publik. [Baca: Warga Jakarta Diminta Pakai Kendaraan Pribadi pada Akhir Pekan Saja, Bisakah?]


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com