Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hulu Kali Ciliwung Dikomersialkan

Kompas.com - 12/01/2015, 14:56 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Hulu Kali Ciliwung merana, tak hanya karena pencemaran, tetapi juga karena hampir semua mata airnya tak dikonservasi. Alih-alih dimanfaatkan bagi warga, setidaknya 70 mata air malah dieksploitasi untuk kepentingan pribadi dan untuk pasokan air minum kemasan.

Temuan itu dihimpun oleh Komunitas Ciliwung Tanjung Oost yang menjalankan observasi sumber-sumber mata air di hulu Kali Ciliwung. Danu Winarya, ketua komunitas itu, Minggu (11/1), mengungkapkan, observasi dijalankan selama 15 hari pada Desember lalu dengan menyusuri hulu Kali Ciliwung dari Telaga Warna, Puncak, hingga tempat pertemuan beberapa sungai yang membentuk Kali Ciliwung di Desa Pasir Angin, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Anggota tim, yang terdiri atas delapan orang dan salah satunya analis air itu, menyusuri hulu Kali Ciliwung dengan berjalan kaki. Dari penyusuran itu, kata Danu, diketahui bahwa banyak sekali sumber mata air dan artesis di hulu Kali Ciliwung. Namun, tak ada satu pun yang dikonservasi, malah dikuasai sejumlah pemilik modal, seperti penginapan atau vila, dan juga dikuasai penyedia air baku untuk air kemasan.

”Tak ada satu pun dari mata air itu yang dilindungi pemerintah. Bahkan, selama ini juga tak tampak gerak pemerintah untuk melakukan konservasi,” kata Danu.

Pencemaran juga telah terjadi di hulu kali, baik dari peternakan sapi, pertanian jamur, maupun limbah dari tempat-tempat wisata dan penginapan.

”Selama menjalankan observasi, kami tak menemukan tempat penampungan sampah. Hampir semua sampah dibuang ke sungai. Bahkan, kami juga tak menemukan adanya mobil pengangkut sampah,” kata Danu.

Danu pun mengungkapkan, berdasarkan hasil uji kualitas air dengan menggunakan portable multiparameter for quality water meter, kualitas air di hulu Kali Ciliwung sudah buruk. Dalam parameter kualitas 1-4, air di hulu sudah masuk kualitas 4, air itu harus lewat pengolahan terlebih dahulu sebelum dimasak untuk dikonsumsi. ”Semestinya, jika kondisi alam terjaga, air di hulu itu masih berkualitas 1, dapat langsung diminum,” ujarnya.

Padahal, menurut Danu, pemerintah telah mengatur penggunaan sumber daya air dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 6 Tahun 2011. Salah satu pasalnya menyebutkan bahwa masyarakat harus memiliki akses terhadap sumber air. Namun, di hulu Kali Ciliwung, di kawasan Puncak, Bogor, malah terjadi sebaliknya. Sumber-sumber mata air malah menjadi salah satu daya tarik komersial dalam memasarkan lahan di kawasan Puncak. ”Mata air itu menjadi nilai lebih dalam jual-beli lahan di Puncak. Lahan yang memiliki mata air sangat disukai untuk pembangunan vila,” katanya.

Menurut Danu, konservasi Kali Ciliwung tak lagi cukup di hilir karena kerusakan juga sudah terjadi di hulu. Langkah komprehensif atasi kerusakan Kali Ciliwung harus segera dilakukan.
Mengendalikan debit

Dari segi pengendalian banjir, pada 2015 ini, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) mulai membangun Waduk Ciawi untuk mengendalikan debit air Kali Ciliwung di kawasan hulu. Kepala Bidang Pelaksana BBWSCC Bastari menyampaikan, Waduk Ciawi akan menampung air dari hulu Kali Ciliwung sehingga dapat mengurangi debit air menuju Bendung Katulampa hingga Kali Ciliwung di Jakarta.

Sebanyak 140 situ di Bogor dan Depok juga akan dinormalisasi dengan dikeruk dan dibersihkan dari bangunan liar ataupun tanaman yang menyebabkan sedimentasi pada situ. Dengan demikian, aliran Kali Ciliwung dapat terbagi ke waduk dan situ sebelum sampai di Jakarta.

Danu pun mengharapkan agar pemerintah tak hanya fokus pada pengendalian banjir pada Kali Ciliwung. Namun, juga memperhatikan pelestarian air kali itu. Sebab, potensi mata air di sepanjang hulu Kali Ciliwung sangat besar, tetapi tak dikonservasi dengan baik. Akibatnya untuk konsumsi, masyarakat harus membeli air kemasan. (MDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KOMPAS
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com