Di lokasi itu banyak angkutan umum dan tukang ojek kerap mangkal menunggu penumpang KA yang baru saja turun sehingga arus lalu lintas pun tersendat, bahkan dapat menyebabkan kemacetan. Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede mengaku masyarakat masih minim kesadaran disipilin.
"Masyarakat itu maunya manja. Turun dari kereta, keluar stasiun KA, langsung ke tukang ojek atau angkutan umum. Ini enggak bisa dibiarkan begitu saja," ujar Mangara saat dimintai konfirmasi, Selasa (13/1/2015).
Mangara mengatakan, pihaknya berencana membuat jembatan penyeberangan orang (JPO) mulai dari Stasiun KA Tanah Abang hingga Pasar Blok G Tanah Abang.
"Ini solusi menyeluruh. Jadi, kesemrawutan akan hilang dengan sendirinya. Kalau masalah tukang ojek ataupun angkutan umum mangkal, itu persoalan kebutuhan. Nanti apabila JPO sudah selesai, ditertibkan saja," kata Mangara.
Terkait kinerja petugas Dinas Perhubungan (Dishub) soal kesemrawutan Tanah Abang, dia mengimbau jajaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk turut membantu.
"Mereka akan bergabung untuk penertiban. Cuma kami masih berupaya mencari solusi terbaik untuk hal itu. Masalahnya, saat kereta datang penumpang enggak bisa dibendung. Mereka datang langsung naik ojek atau angkutan umum. Segera kami berupaya untuk mencari solusinya," kata Mangara Pardede. (Panji Baskhara Ramadhan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.