Kepala Bidang Kemahasiswaan FFTV Nano juga mengatakan bahwa Verrys memiliki nilai prestasi akademik yang memuaskan selama kuliah. Kebetulan, dia merupakan salah satu penerima beasiswa dari lembaga swasta.
Nano bercerita, Mahar sudah memiliki cita-cita sejak kali pertama belajar di kampus IKJ. "Dia bilang, setelah lulus, mau kembali ke Belitung untuk buat film soal tambang timah di sana. Nah, makanya dia ambil fakultas film," ujar Nano, Selasa (13/1/2015).
Namun, cita-citanya kandas. Verrys Yamarno ditemukan tewas di kamar kosnya di Jalan Kramat V, Kenari, Senen, Jakarta Pusat, Senin (12/1/2015). Sebelum meninggal, ia sempat mengeluhkan rasa sakit di bagian kepala.
Tabrakan dan koma
Rupanya Verrys pernah mengalami tabrakan sekitar empat bulan lalu. Verrys yang juga akrab disapa Mahar ini bertabrakan dengan gerobak saat sedang menaiki sepeda, tak jauh dari tempat kosnya di Jalan Kramat V, Senen.
"Dulu itu jalan di sekitar kosnya masih jelek, banyak yang jualan, gerobak-gerobak. Nah waktu naik sepeda, Verrys tabrakan dengan gerobak," ujar Wakil Dekan III FFTV IKJ German Mintapradja, di IKJ, Selasa.
German mengatakan, Mahar sampai mengalami koma sekitar dua pekan setelah tabrakan. Seusai sadar dari koma, Mahar tidak mau lagi melanjutkan pengobatannya. Akan tetapi, German merasa bahwa kesehatan Mahar mulai turun sejak saat itu.
Dia sering mengeluh sakit kepala, yang ia sebut hanya vertigo. Ibu kos bahkan sudah berkali-kali menawarkan kepada Mahar untuk diantar ke rumah sakit. Akan tetapi, Mahar selalu menolak.
Selama ini, Mahar memang dikenal sebagai anak yang tidak mau menyusahkan orang lain. Sayangnya, hal tersebut justru membuat Mahar kesulitan karena harus menanggung beban sendiri. [Baca: Ahok Sayangkan Verrys "Mahar" Tidak Sempat Dibawa ke Rumah Sakit]
"Dia enggak mau berobat. Alasannya, nanti saja, begitu pulang ke Belitung, dia minta obat ramuan campur madu khas sana, racikan langsung dari ibunya. Dia pikir bisa langsung sembuh," ujar German.
Sejak 5 Januari, Mahar sudah mulai menjalani ujian akhir semester di kampusnya. German mengatakan, Mahar sering meminta kompensasi kepada pengawas ujian untuk diizinkan mengerjakan ujian di luar kelas. "Alasannya, dia enggak kuat dingin ruangan," ujar German. "Makanya, saya rasa, sejak tabrakan itulah kesehatannya semakin drop."
Pesan untuk sang surya
Sebuah papan berwarna putih tergeletak tak jauh dari pintu gerbang IKJ, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat. Sebuah tulisan berwarna merah berisi duka tertulis jelas pada papan itu. "Selamat jalan wahai sahabatku Verrys Yamarno (Mahar, FFTV 2013). Telah kutitipkan pesan pada sang surya untuk menjagamu di langit sana," demikian bunyi tulisan yang ada di papan itu.
Nama "Keluarga Besar Institut Kesenian Jakarta" tertera pada papan tersebut. Papan itu merupakan bentuk kecil dari duka yang dirasakan oleh kerabat dekat Mahar di IKJ. German mengatakan, kabar meninggalnya Mahar begitu mengagetkan.
Belum lama, Mahar masih terlihat ceria seperti biasanya, mengikuti ujian, walau sebenarnya sedang sering merasa sakit. "Makanya kita sempat bingung. What's going on?" ujar German.
Kini jenazah Verrys atau Mahar telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Taman Abadi, Cempaka, Desa Gantong, Belitung Timur, setelah sebelumnya dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk diotopsi.
Ucapan perpisahan datang secara deras dari banyak pihak. Ditta Sekar Cempaka, asisten penulis novel tetralogi Laskar Pelangi, Andrea Hirata, melalui akun media sosial Path menulis sepenggal kata perpisahan bagi Mahar. "Yang tenang yah kau di sana boi...," tulisnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.