Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Dalami Kasus Pohon Tumbang di Kebun Raya Bogor

Kompas.com - 14/01/2015, 22:27 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Resor Bogor Kota masih menyelidiki penyebab tumbangnya pohon di Kebun Raya Bogor, Minggu (11/1/2015) kemarin. Akibat kejadian itu, enam orang tewas tertimpa pohon yang mengalami keropos di bagian dalam batangnya.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Bogor Ajun Komisaris Aulia Jabbar mengatakan, setelah melakukan olah tempat terjadinya perkara, polisi belum bisa menyimpulkan penyebab tumbangnya pohon damar (Agathis borneensis) berusia 100 tahun itu. Polisi sudah memeriksa dua saksi dari pihak rombongan korban, yaitu karyawan PT Asalta Mandiri Agung dan satu orang dari pihak Kebun Raya Bogor.

”Kami belum bisa memastikan apa penyebabnya. Nanti kami akan memeriksa petugas yang sehari-hari mengurus pohon tersebut. Kami juga akan meminta pendapat saksi ahli yang memiliki kompetensi tentang pohon,” ujar Ajun Komisaris Aulia saat dihubungi, Rabu (14/1/2015).

Menurut dia, dibutuhkan penyelidikan lebih mendalam lagi untuk mengetahui prosedur operasi standar perawatan pohon. Dari situ, baru dapat diketahui apakah ada unsur kelalaian sehingga bisa menyebabkan hilangnya nyawa korban.

Selain menewaskan enam orang, tumbangnya pohon itu juga menyebabkan 24 orang luka-luka. Seluruh korban adalah karyawan perusahaan suku cadang PT Asalta Mandiri Agung yang sedang berkumpul untuk membicarakan masalah upah minimum kota (UMK).

Pengelola Pusat Konservasi Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memberikan santunan senilai Rp 15 juta kepada keluarga korban tewas akibat kejadian tersebut.

Kebun Raya Bogor juga berjanji menanggung seluruh biaya pengobatan korban yang masih dirawat di RS PMI Bogor dan rumah sakit lain.

Mengenai penyebab tumbangnya pohon, pengelola mengakui tidak mengetahui kondisi riil kesehatan pohon. Hal itu karena pengecekan kesehatan pohon didasarkan pada pengamatan visual fisik pohon semata. Mereka belum menggunakan alat bantu untuk mengetahui kondisi bagian dalam pohon.

”Setelah kejadian ini, kami akan memetakan pohon mana saja yang rawan tumbang. Pengamatan tidak hanya visual, tetapi menggunakan alat semacam bor,” ujar Kepala Pusat Konservasi Kebun Raya Bogor LIPI Didik Widyatmoko.

Didik menambahkan, pemetaan itu akan dilakukan di area strategis yang sering dipadati pengunjung. Selama proses identifikasi, Kebun Raya Bogor tetap dibuka untuk umum.

Sementara itu Pemerintah Kota Jakarta Selatan memeriksa dan memangkas cabang-cabang pohon. Pada Selasa (13/1), puluhan pohon di Jalan Kampus Stekpi, Kelurahan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, dipangkas. (DEA/DNA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com