Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transjakarta Masih Terseok

Kompas.com - 16/01/2015, 14:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Para pengguna menilai pengelolaan transjakarta belum optimal. Menapak usia 11 tahun, moda transportasi ini masih terseok-seok mengiringi tuntutan kebutuhan perjalanan. Setumpuk persoalan masih terjadi, seperti jarak kedatangan, kondisi bus, dan kemudahan akses.

Kompleksitas itu muncul dalam diskusi ”Refleksi 11 Tahun Transjakarta” yang diadakan Institut Studi Transportasi di Jakarta, Kamis (15/1/2014). Sejumlah pengguna dan kelompok masyarakat menyampaikan keluhannya terkait kondisi moda transportasi itu.

Pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi mengatakan, ada hal yang tidak konsisten dalam pengelolaan transjakarta. Salah satunya, denda maksimal bagi pengendara yang masuk jalur transjakarta.

”Sampai sekarang, tidak ada sanksi tegas terhadap pelanggaran aturan ini. Akibatnya, sterilisasi jalur transjakarta sulit terwujud. Beda dengan di Guangzhou (Tiongkok). Pengguna kendaraan pribadi yang masuk jalur busway langsung dicabut surat izin mengemudinya,” kata Tulus.

Sebenarnya, penyediaan transportasi massal yang memadai menjadi tanggung jawab pemerintah. Belum lagi tanggung jawab ini selesai dilakukan, kini pemerintah mulai melakukan pembatasan kendaraan pribadi.

Nike, anggota Komunitas Suara Transjakarta, menganggap waktu tunggu bus transjakarta masih sangat lama. ”Penumpang yang ingin cepat sampai ke tujuan kerap kecewa karena sering tidak ada bus yang lewat. Salah satunya karena jalur tidak steril,” ujarnya. Menurut survei Kompas, waktu tunggu bus selama ini 10-30 menit.

Darmantoro, pengguna transjakarta Koridor I dan IX, mempertanyakan operasional bus pengumpan. Tahun 2006, bus pengumpan diadakan, tetapi dihentikan hingga sekarang. Padahal, bus pengumpan ini bisa membantu pengguna mencapai halte transjakarta lebih cepat.

Direktur SDM dan Umum PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Sri Kuncoro mengakui perlu adanya reformasi pengelolaan transjakarta agar beragam persoalan yang terjadi bisa segera diselesaikan.

Dia mencontohkan, bus yang ada sekarang berjumlah sekitar 800 unit. Namun, hanya 400 unit yang siap beroperasi setiap hari. Dari jumlah bus yang beroperasi, rata-rata 120 bus mogok di tengah jalan. ”Ke depan tidak boleh lagi ada bus mogok. Kami mencari penyebabnya,” katanya.

Kontrak dengan operator akan dibuat dengan mengacu pada standar pelayanan minimal yang ditentukan Pemprov DKI Jakarta. Dengan demikian, penumpang bisa mendapatkan pelayanan yang baik dan operator juga bisa untung.

Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Bakharuddin Muhammad Syah mengatakan, pihaknya mendukung penyediaan angkutan massal. Salah satunya, sterilisasi jalur transjakarta. Sepanjang 2014 lalu tercatat terjadi 11.127 pelanggaran.

Perintah gubernur

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memerintahkan PT Transjakarta untuk membenahi kekurangan kinerja bus transjakarta lebih cepat.

”Saya sudah bilang kepada direksi (PT Transjakarta), saya tidak mau salah dengan kesempatan setengah tahun sampai satu tahun ini. Kalau kerjanya enggak benar, pecat saja,” ujar Basuki di Balai Kota Jakarta.

Menurut dia, saat ini semua pihak tengah menunggu kedatangan bus baru yang akan memperkuat unit bus transjakarta. Kebutuhan tahun ini mencapai lebih dari 1.000 bus. Namun, ketersediaan bus itu bergantung pada kemampuan dan kecepatan produsen bus. Diperkirakan bus baru bisa beroperasi penuh akhir tahun ini.

Sambil menunggu bus baru, menurut Basuki, pihaknya akan menambah nilai kewajiban layanan publik (PSO) menjadi sekitar Rp 1 triliun. Terlebih lagi, DPRD DKI Jakarta memutuskan memotong penyertaan modal pemerintah untuk PT Transportasi Jakarta menjadi hanya Rp 500 miliar.

”Sebenarnya, saya lebih memilih operator yang mengadakan bus transjakarta, lalu kami bayar per kilometer jarak tempuh. Tetapi, memang DKI perlu punya bus sendiri supaya punya ukuran berapa biaya operasionalnya,” kata Basuki.

Untuk meningkatkan kinerja bus transjakarta, Basuki juga menginginkan pembangunan tiga koridor bisa segera diselesaikan supaya lengkap 15 koridor. Dengan penambahan koridor, rute bus transjakarta juga bisa ditambah dan makin banyak wilayah dan warga yang terlayani.(FRO/RAY/MKN/ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kelakar Heru Budi Saat Ditanya Dirinya Jadi Cagub DKI: Pak Arifin Satpol PP Juga Berpotensi...

Kelakar Heru Budi Saat Ditanya Dirinya Jadi Cagub DKI: Pak Arifin Satpol PP Juga Berpotensi...

Megapolitan
Keluarga Korban Pembacokan di Kampung Bahari Masih Begitu Emosi terhadap Pelaku

Keluarga Korban Pembacokan di Kampung Bahari Masih Begitu Emosi terhadap Pelaku

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bogor Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bogor Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Aviary Park Bintaro: Harga Tiket Masuk dan Fasilitasnya

Aviary Park Bintaro: Harga Tiket Masuk dan Fasilitasnya

Megapolitan
Pengakuan Sopir Truk yang Bikin Kecelakaan Beruntun di GT Halim: Saya Dikerjain, Tali Gas Dicopotin

Pengakuan Sopir Truk yang Bikin Kecelakaan Beruntun di GT Halim: Saya Dikerjain, Tali Gas Dicopotin

Megapolitan
Berkas Rampung, Ammar Zoni Dilimpahkan ke Kejaksaan untuk Disidang

Berkas Rampung, Ammar Zoni Dilimpahkan ke Kejaksaan untuk Disidang

Megapolitan
Pengendara Motor Dimintai Uang agar Bisa Lewat Trotoar, Heru Budi: Sudah Ditindak

Pengendara Motor Dimintai Uang agar Bisa Lewat Trotoar, Heru Budi: Sudah Ditindak

Megapolitan
Jadi Tersangka, Sopir Truk 'Biang Kerok' Tabrakan di GT Halim Utama Sesumbar: Saya Beli Semua Mobilnya

Jadi Tersangka, Sopir Truk "Biang Kerok" Tabrakan di GT Halim Utama Sesumbar: Saya Beli Semua Mobilnya

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Kamis 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Kamis 28 Maret 2024

Megapolitan
Pemkot Bogor Relokasi 9 Rumah Warga Terdampak Longsor di Sempur ke Rumah Kontrakan

Pemkot Bogor Relokasi 9 Rumah Warga Terdampak Longsor di Sempur ke Rumah Kontrakan

Megapolitan
Wali Kota Bogor Diisukan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Bima Arya: Itu Spekulasi

Wali Kota Bogor Diisukan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Bima Arya: Itu Spekulasi

Megapolitan
Pelaku Pembacokan di Kampung Bahari Jalani Pemeriksaan dengan Tenang Usai Tewaskan Sepupu

Pelaku Pembacokan di Kampung Bahari Jalani Pemeriksaan dengan Tenang Usai Tewaskan Sepupu

Megapolitan
SPBU di Bekasi Tak Terlibat Kasus Bensin Dicampur Air, Polisi: Mereka Telah Ikuti Prosedur

SPBU di Bekasi Tak Terlibat Kasus Bensin Dicampur Air, Polisi: Mereka Telah Ikuti Prosedur

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Sungai Ciliwung, Tersangkut di Kolong Jembatan

Mayat Pria Ditemukan di Sungai Ciliwung, Tersangkut di Kolong Jembatan

Megapolitan
Sopir dan Kernet Tangki Jual Bensin ke Satpam SPBU, lalu Campur Pertalite dengan Air

Sopir dan Kernet Tangki Jual Bensin ke Satpam SPBU, lalu Campur Pertalite dengan Air

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com