Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Jangan Mau Dibodohi Orang Seolah-olah Minimarket Enggak Boleh

Kompas.com - 17/01/2015, 15:37 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan tidak mempolemikan keberadaan minimarket dengan toko-toko kecil. Menurut pria yang disapa Ahok itu, keberadaan minimarket justru harus menjadi simbiosis saling menguntungkan antara kedua pihak tersebut.

"Justru toko kelontong itu harus jadi mutualisme dengan minimarket yang ada. Kita tidak pernah mempolemikan antara minimarket dan toko-toko kelontong. Itu konsep yang salah," kata Ahok, seusai acara di Gereja Reform, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (17/1/2015).

Menurut Ahok, yang terpenting toko-toko kelontong itu mengambil barang yang akan dijual nantinya, dari pusat grosir. Sehingga sama seperti minimarket.

Ahok menyatakan saat ini di tengah-tengah kota Jakarta sudah ada grosir-grosir yang dapat dijumpai. "Grosir kan langsung mengambil dapat dari diskon dari pabrik. Kalau dia ambil langsung dari grosir ini dia memotong jasa tengkulak. Nah, ini keuntungannya itu nambah," ujar Ahok.

Disamping itu, dia mengklaim pertumbuhan toko kelontong lebih tinggi dibandingkan dengan minimarket. Hal ini, kata dia, dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik di Indonesia.

"Dari laporan Nielsen, 2,6 juta lho pertumbuhan toko-toko yang baru. Yang namanya Hypermart itu cuma 33 ribu," ujar Ahok. Kata dia, akan menguntungkan apabila barang yang dijual 90 persen berasal dari produksi lokal.

Dengan demikian hal ini akan mendorong pertumbuhan manufaktur. "Ini pasarnya bisa 10 miliar dolar tumbuh. Sistem ini yang harus. Kita jangan mau dibodohi orang seolah-olah minimarket enggak boleh," ujar Ahok.

Ahok menilai minimarket sudah merupakan perkembangan gaya hidup di kota, seperti Jakarta. "Kayak sekarang kamu masih mau enggak duduk di closet yang jongkok? Orang sudah beralih ke yang duduk. Balik ke jongkok ya sudah gemetar kamu," ujar Ahok.

Meski demikian, Ahok menegaskan bahwa munculnya minimarket harus mengikuti aturan di DKI. "Kalau dia terlarang, enggak ada izin, ya harus tutup. Apalagi yang bisa bikin kemacetan," ujar Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com