"Seharusnya dengan turunnya BBM ongkos kendaraan umum juga berkurang," kata Riska, salah satu pengguna metro mini dan kopaja, Sabtu, (17/1/2015).
Serupa dengan Riska, Erik juga berharap banyak agar metro mini dan kopaja menurunkan tarifnya karena penurunan harga premium dan solar secara otomatis akan berpengaruh pada harga kebutuhan lainnya.
"Kecewa banget kalau sampai enggak turun. Kalau BBM turun kan harga-harga juga turun, harusnya ongkos juga turun," kata Erik.
Reni, pengguna metro mini dan kopaja lainnya, menegaskan bahwa sudah seharusnya tarif bus turun. Selain itu, Reni juga mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan penurunan tarif angkutan umum.
"Seharusnya dari pemerintah juga ngasih kebijakan buat nurunin tarif angkutan umum-nya," ujar Reni. [Baca: Organda Prediksi Tarif Kopaja dan Metromini Tak Alami Penurunan]
Perlu diketahui, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan memprediksi penurunan tarif angkutan umum di Jakarta pasca penurunan harga BBM jenis premium dan solar hanya sebesar Rp 500. Penurunan pun dinilai hanya akan terjadi pada angkutan yang berbahan bakar premium, tidak pada angkutan berbahan bakar solar.
Menurut Shafruhan, itu disebabkan penurunan harga premium yang hanya mencapai 17 persen. Sedangkan penurunan tarif angkutan umum jenis solar tidak bisa dilakukan karena besaran penurunannya yang lebih kecil dari jumlah penurunan pada akhir Desember lalu.
"Untuk bahan bakar premium penurunan tarif angkutannya paling tinggi Rp 500. Kalau untuk solar tidak bisa turun, karena harga solar lebih rendah penurunanya dibandingkan sebelumnya," kata Shafruhan saat dihubungi, Jumat (16/1/2015).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.