Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Lantai 3, Pedagang di Pasar Blok G Diminta Pindah ke Lantai 2

Kompas.com - 19/01/2015, 18:15 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang di Lantai 3, Pasar Blok G Tanah Abang mengaku diminta pihak PD Pasar Jaya untuk menandatangani surat permohonan bermaterai. Menurut salah seorang pedagang, Acil, surat itu berisi permohonan pindah dari lantai 3 ke lantai 2.

"Kita disuruh pindah ke lantai dua karena lantai tiga sepi. Jadi itu surat permohonan seolah-olah kami yang memohon untuk pindah. Padahal kami disuruh tanda tanan saja," ujar Acil di Pasar Tanah Abang, Senin (19/1/2015).

Seorang pedagang lainnya, Beswin, mengatakan, pihak PD Pasar Jaya tidak memberikan alasan panjang mengenai pemindahan pedagang dari lantai 3 ke lantai 2. Pedagang hanya diberi alasan bahwa situasi di lantai 3 sangat sepi. Tidak banyak pengunjung yang naik ke lantai 3. Padahal, menurut Beswin, situas di lantai 2, Blok G, Pasar Tanah Abang tidak kalah sepi dibandingkan dengan lantai 3.

Menurut dia, selama masih banyak pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan Pasar Tanah Abang, Blok G akan tetap sepi. "Misalnya ada orang mau beli sapu tangan, di pinggir jalan sudah lihat ada yang jual, engga mungkin dia naik-naik ke atas buat cari barang yang sama," ujar Beswin.

Pantauan Kompas.com, toko-toko yang berada di lantai 3, Blok G, Pasar Tanah Abang kebanyakan telah tutup. Hanya sekitar empat toko saja yang masih buka. Sisanya, sudah pindah ke lantai 2.

Pedagang lain yang juga di lantai 3, Indra, menduga hal ini merupakan "permainan" oknum PD Pasar Jaya. Pasalnya, jembatan penyeberangan yang menghubungkan Stasiun Tanah Abang menuju lantai 3 Blok G akan segera dibangun. Selain itu, jembatan tersebut juga akan menghubungkan Blok G dengan Blok A dan Blok F.

Menurut Indra, jika sudah ada jembatan itu, pasar blok G akan segera ramai. Khususnya di lantai 3 yang menjadi lantai penyambung jembatan itu. Indra menyayangkan pedagang lantai 3 Blok G dipindahkan ke lantai 2 justru setelah lantai itu diprediksi akan ramai.

"Kami bertahan di sini (lantai 3) sudah sekian tahun, ini kenapa dikosongkan alasan juga belum jelas. Buat apa kita pindah ke bawah kalau diatas ujungnya akan diisi juga," ujar Indra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com