Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kursi Roda Siap Antar dari Pasar Pramuka

Kompas.com - 22/01/2015, 16:42 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Pramuka tidak hanya menjadi tempat penggemar satwa berburu burung, atau tempat bagi warga mencari obat dengan harga miring. Pasar ini juga menyediakan beragam alat kesehatan, dari kursi roda sampai alat pengukur kolesterol. Pelanggan alat kesehatan di pasar ini tak hanya dari Jakarta, tetapi juga dari pulau berkepala burung, Papua.

Tepat di pinggir Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Pasar Pramuka berdiri berdampingan dengan deretan pertokoan. Setiap hari pasar itu dipadati pengunjung, hingga kendaraan pengunjung pun meluber ke badan jalan.

Pasar ini terbagi atas area pasar obat yang berkumpul di bangunan utama pasar. Sementara pasar burung berada di bagian belakang. Adapun alat kesehatan menyatu dengan pasar obat. Tiba di depan pasar pun dapat langsung ditemukan deretan kios yang memajang berbagai macam alat kesehatan, seperti kursi roda, tongkat dengan kursi, hingga alat peraga organ tubuh manusia.

Menurut beberapa pedagang, alat kesehatan yang lumayan laku saat ini adalah alat pengukur gula darah, kolesterol, dan tekanan darah. Harga per unit mulai dari Rp 250.000 sampai Rp 1 juta.

Seorang pedagang, Suharyono (43), mengatakan, setiap hari pasti ada saja pelanggan yang datang membeli alat ukur gula darah, kolesterol, ataupun tekanan darah.

”Sepertinya sekarang orang sudah lebih sadar kesehatan sehingga mereka pun membutuhkan alat-alat pengukur itu,” katanya.

Bahkan, alat pengukur tekanan darah yang cukup dipasang di pergelangan tangan pun lumayan banyak dicari warga. Harganya berkisar Rp 375.000 per unit, dan itu jauh lebih murah dibandingkan yang dipasarkan di mal ataupun yang dijual lewat situs online.

Soal harga, menurut Suharyono, dipastikan alat kesehatan yang dijual di Pasar Pramuka lebih murah dibandingkan di toko kesehatan lain. ”Di pasar ini, kan, pedagang obat dan alat kesehatan ada banyak sekali. Harganya jadi bersaing,” katanya.

Tak hanya alat pengukur gula darah dan tekanan darah, di Pasar Pramuka juga bisa ditemukan berbagai jenis kursi roda. Salah satunya kursi roda 3 in 1 yang memiliki tiga fungsi dalam satu kursi, yakni sebagai kursi roda, pispot, dan tempat merebahkan tubuh. Untuk tiga fungsi itu, kursi roda tersebut dijual Rp 1,7 juta.

Ada pula kursi roda travelling yang terbuat dari rangka aluminium yang ringan dan desain sederhana. Karena dibuat dari bahan ringan, kursi roda ini mudah dibawa bepergian. Harganya berkisar Rp 1,2 juta per unit.

Kursi roda yang biasa dijumpai di rumah sakit di Pasar Pramuka ini umumnya dijual seharga Rp 725.000 per unit.

Penderita asma dan sesak napas juga mudah menemukan alat pengencer dahak di pasar ini. Alat yang dikenal sebagai nebulizer itu memiliki fungsi memproduksi uap panas yang dapat dikombinasi dengan obat pengencer dahak. Uap yang telah bercampur obat dari alat itu yang dihirup sehingga dahak yang terkumpul di rongga pernapasan menjadi encer dan pernapasan kembali lega.

Harga per unit alat pengencer dahak itu pun cukup terjangkau, tak lebih dari Rp 600.000.

Ada lagi alat pereda nyeri punggung berupa lampu infra merah. Hangatnya sinar dari lampu itu digunakan untuk mengurangi nyeri pada punggung. Menurut Suharyono, tidak sedikit kalangan pekerja yang membeli alat itu karena mengalami nyeri punggung lantaran terlalu lama duduk saat di kantor.

Pelanggan yang berbelanja di pasar ini pun tak hanya dari kalangan warga di Jakarta. Beberapa pedagang mengatakan, banyak pelanggannya datang dari berbagai penjuru Nusantara.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasi Boks yang Dibagikan 85 Kotak, tetapi Korban Keracunan di Bogor Ada 93

Nasi Boks yang Dibagikan 85 Kotak, tetapi Korban Keracunan di Bogor Ada 93

Megapolitan
Kasus Dugaan Penggelapan Uang oleh Suami BCL Tiko Aryawardhana Naik ke Penyidikan

Kasus Dugaan Penggelapan Uang oleh Suami BCL Tiko Aryawardhana Naik ke Penyidikan

Megapolitan
Korban Diduga Keracunan Makanan di Cipaku Bogor Mengeluh Nyeri Lambung, Diare hingga Demam

Korban Diduga Keracunan Makanan di Cipaku Bogor Mengeluh Nyeri Lambung, Diare hingga Demam

Megapolitan
UPTD PPA Tangsel Periksa Kondisi Balita yang Dicabuli Ibu Kandungnya

UPTD PPA Tangsel Periksa Kondisi Balita yang Dicabuli Ibu Kandungnya

Megapolitan
Balita Korban Pencabulan Ibu Kandung di Tangsel Dibawa ke Rumah Aman UPTD PPA

Balita Korban Pencabulan Ibu Kandung di Tangsel Dibawa ke Rumah Aman UPTD PPA

Megapolitan
Tiga Periode di DPRD, Mujiyono Didorong Demokrat Maju Pilkada DKI Jakarta 2024

Tiga Periode di DPRD, Mujiyono Didorong Demokrat Maju Pilkada DKI Jakarta 2024

Megapolitan
Tetangga Sebut Ayah dari Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Ikut Menghilang

Tetangga Sebut Ayah dari Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Ikut Menghilang

Megapolitan
Semrawutnya Kabel di Jalan Raya Semplak Bogor Dikhawatirkan Memakan Korban

Semrawutnya Kabel di Jalan Raya Semplak Bogor Dikhawatirkan Memakan Korban

Megapolitan
Dinkes Bogor Ambil Sampel Makanan dan Feses untuk Cari Tahu Penyebab Warga Keracunan

Dinkes Bogor Ambil Sampel Makanan dan Feses untuk Cari Tahu Penyebab Warga Keracunan

Megapolitan
Hasto Klaim Pernyataannya Jadi Landasan Hakim MK Nyatakan 'Dissenting Opinion' Putusan Pilpres 2024

Hasto Klaim Pernyataannya Jadi Landasan Hakim MK Nyatakan "Dissenting Opinion" Putusan Pilpres 2024

Megapolitan
Warga Diduga Keracunan Makanan Haul di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang, 24 Korban Masih Dirawat

Warga Diduga Keracunan Makanan Haul di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang, 24 Korban Masih Dirawat

Megapolitan
Suami BCL Tiko Aryawardhana Dilaporkan Mantan Istri, Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 Miliar

Suami BCL Tiko Aryawardhana Dilaporkan Mantan Istri, Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 Miliar

Megapolitan
Dilaporkan Terkait Pernyataannya di Media, Hasto Akan Konsultasi dengan Dewan Pers

Dilaporkan Terkait Pernyataannya di Media, Hasto Akan Konsultasi dengan Dewan Pers

Megapolitan
Kasus Ibu di Tangsel Cabuli Anak, Keluarga Suami Sempat Adu Jotos dengan Kakak Pelaku

Kasus Ibu di Tangsel Cabuli Anak, Keluarga Suami Sempat Adu Jotos dengan Kakak Pelaku

Megapolitan
Kasus DBD di Jaktim Paling Banyak di Kecamatan Pasar Rebo

Kasus DBD di Jaktim Paling Banyak di Kecamatan Pasar Rebo

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com