Kasubdit Gakum Ditlantas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Hindarsono, mengatakan, polisi membutuhkan hasil pemeriksaan kejiwaan Christopher untuk mengetahui kondisi mental dari mahasiswa salah satu kampus di San Fransisco, Amerika Serikat itu. Pasalnya, selama memberikan keterangan terkait tabrakan beruntun yang menewaskan empat orang itu, pemuda itu seringkali berubah-berubah.
"Dia mengaku mengonsumsi narkoba, tetapi saat ditanya dari mana asalnya, pengakuannya berubah-ubah, kadang dari Ali, kadang dari Amerika," ujar Hindarsono saat dihubungi, Minggu (25/1/2015).
Hindarsono menjelaskan, dia mengaku tidak sadar saat merebut kemudi dari sopir. Saat terjadi tabrakan, Christopher juga mengaku tidak sadar. Dia baru sadar ketika ia diamuk oleh massa.
Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, Christopher memang menjalani pemeriksaan kejiwaan, tetapi hasilnya belum dapat diketahui.
"Hasilnya membutuhkan waktu, kemungkinan Senin besok hasilnya keluar secara tertulis. Kami berharap hasilnya keluar cepat," kata dia.
Saat ini, kata dia, polisi sudah memeriksa 12 orang saksi terkait kejadian nahas itu. Tambahan saksi yang baru diperiksa salah satunya adalah korban selamat yang sempat ditabrak oleh Christopher, Muhammad Arifin. Menurut pengakuan Arifin, dia ditabrak dari belakang hingga masuk ke kolong mobil. Selanjutnya, mobil berwarna putih yang dikendarai Christopher terus melaju kencang.
Wahyu mengatakan, pihak kepolisian saat ini tengah melakukan pemeriksaan secara terus menerus. Namun, karena semua pemeriksaan membutuhkan alat, maka hasilnya pun tidak selesai dengan cepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.