Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Tempat Kumpul Kebo, Kos-kosan di Tambora Dirazia

Kompas.com - 27/01/2015, 09:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak kecamatan Tambora khususnya di lima kelurahan lakukan razia di tempat kosan yang dianggap sebagai tempat kumpul kebo, teroris, mabuk-mabukan serta para penjahat.

Pantauan Wartakotalive di kelurahan Duri Selatan, Tambora, Senin (26/1/2015), kosan yang dirazia berada di Jalan TSS Raya RW 01 yakni RT 06, 07, dan 08. Para penghuni kosan di kawasan tersebut mengaku bekerja di tempat konveksi serta sebagai SPG dan SPB di mall Season City.

Kosan yang dirazia tersebut merupakan kosan campur antara perempuan dan pria. Ada yang diisi pria dengan pria, perempuan dengan perempuan, serta perempuan bersama pria.

Rata-rata kosannya tersebut seluas 2x3 meter. Saat dirazia, para penghuninya tampak kaget. Ada yang pintunya sudah dibuka, ada juga yang baru bangun tidur. Beberapa penghuni pria bahkan tak memakai baju hanya celana pendek. Sementara ada satu pria yang memakai handuk ditemukan bersama seorang perempuan.

AM (25), salah seorang penghuni kos, mengaku kaget dengan razia tersebut. Pasalnya, selama ini aman-aman saja terkait masalah tempat tinggal.
"Saya sudah izin sama pemilik kosan, saya pikir sudah disampaikan ke ketua RT," ujar pria yang bekerja menjadi tukang sablon tersebut.

Dia mengaku bahwa Kartu Tanda Penduduk (KTP) miliknya masih Tangerang karena setiap akhir pekan kerap pulang ke rumah. Makanya, ia mengaku tak perlu mengurus KTP Tambora.

"Saya kasih foto kopi KTP ke pemilik kos, nah itu kan sudah izin namanya. Apalagi saya masih pulang ke rumah di Tangerang," kata pria yang tinggal berdua bersama teman kerjanya tersebut.

Sementara, pasangan wanita dan pria yang ditemukan sedang berduaan di kamar enggan berkomentar banyak. Mereka lebih memilih diam lantaran tak memiliki akta nikah.

Lurah Duri Selatan, Novi Indria Sari mengatakan, kamar kos tersebut tidak hanya banyak dihuni pasangan kumpul kebo melainkan tempat untuk selingkuh. Pasalnya, banyak kamar kosong dan hanya malam hari ramainya.

"Biasanya yang ngekos itu prianya atau wanitanya. Tapi ditinggali berdua pada malam hari. Ada juga yang nyewa kos hanya untuk selingkuh saja karena tempatnya aman," tutur lurah berkerudung tersebut.

Berdasarkan data yang dihimpun, rata-rata penghuni kosan berumur 20 hingga 30 tahun. Mereka bekerja konveksi, SPG, serta bekerja sebagai buruh lainnya. Selain razia KTP, pihak petugas gabungan juga menemukan minuman keras di beberapa kamar kosan. (Wahyu Tri Laksono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Warta Kota
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com