Kepala Urusan Sub Bagian Humas Polres Kota Depok Ipda Bagus Suwandi menyatakan, saat ini, instansinya sudah meningkatkan jumlah personel untuk berjaga pada malam hari. Hal inilah yang dinilainya menyulitkan para pelaku begal untuk melanjutkan aksinya.
"Karena mereka jadi kesulitan dalam beraksi, mereka menyebarkan imbauan agar warga lewat jalan lain. Nanti, warga yang lewat di jalan lain itu yang jadi sasaran baru mereka," kata Bagus kepada Kompas.com, Selasa (27/1/2015).
Menurut Bagus, patroli malam yang dilakukan oleh polisi dilakukan dengan sistem patroli terbuka dan tertutup. Sistem patroli terbuka dilakukan oleh polisi yang menggunakan seragam, sedangkan patroli tertutup dilakukan oleh polisi yang mengenakan pakaian bebas.
"Warga tidak perlu takut karena polisi sudah menyebarkan anggota, baik yang berpakaian dinas maupun pakaian biasa, di dua lokasi itu, ditambah beberapa lokasi lainnya yang kami nilai rawan," ucap dia.
Sebelumnya, dua peristiwa melibatkan aksi begal dan menyebabkan korban tewas terjadi di Depok dalam sebulan terakhir. Peristiwa terakhir terjadi di depan Kampus BSI, Jalan Margonda, tak jauh dari terowongan gerbang masuk Kota Depok pada Minggu (25/1/2015) dini hari. Adapun peristiwa sebelumnya terjadi di Jalan Juanda, tak jauh dari lokasi pembangunan Tol Cijago, Sabtu (10/1/2015).
Setelah kejadian itu, beredar pesan berantai yang mengaku berasal dari pihak kepolisian. Pesan berisi imbauan agar warga menghindari "daerah tengkorak", seperti Jalan Lingkar UI, Jalan Lenteng Agung, Kota Kembang, flyover Arif Rahman Hakim, Cimanggis, dan dua lokasi perampokan dalam sebulan terakhir, yakni Jalan Margonda dan Juanda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.