Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/01/2015, 11:10 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pertanyaan polos keluar dari mulut seorang bocah bernama Rifki (7) ketika diajak oleh kedua orangtuanya menghadiri acara nikah massal di Istora Senayan, Rabu (28/1/2015).

Rifki merasa bingung melihat ibu dan ayahnya akan melakukan akad nikah. "Kok Bapak sama Ibu nikah lagi sih Bu?" tanya Rifki kepada sang ibu.

Akan tetapi, sang ibu tidak menggubrisnya. "Bu, emang dulu-dulu belum nikah? Ibu...," tanya Rifki kesal karena tidak digubris oleh sang ibu.

Ketika itu, Rifki dan ibunya, Irma, sedang ikut mengantre untuk mengambil bingkisan pernikahan dari panitia acara.

Irma mengatakan, dia dan suaminya memang tidak memiliki buku nikah. Alasannya, buku nikah mereka hilang ketika keluarga ini pindah rumah ke kawasan Jakarta Utara.

Irma mengaku bingung bagaimana menjelaskan hal itu kepada anaknya. Terlebih lagi, anaknya termasuk penuh rasa ingin tahu.

"Nanti kalau saya jawab, buku nikah Bapak sama Ibu hilang, dia pasti nanya lagi, 'Buku nikah itu apa, Bu?' Pusing. Ini lagi ribet soalnya, ha-ha-ha," ujar Irma.

Pada acara nikah massal itu, memang tidak sedikit pasangan yang membawa anak-anak mereka. Kebanyakan dari mereka yang mengikuti proses ini memang telah berkeluarga sebelumnya. Namun, karena berbagai sebab, mereka belum memiliki buku nikah.

Beberapa pasangan bahkan mengenakan baju pengantin sambil menggendong anak-anak mereka yang masih kecil.

Salah seorang anggota panitia, Mayor J Haloho, mengatakan bahwa acara ini merupakan program dari TNI Angkatan Darat, bekerja sama dengan berbagai pihak. Haloho mengatakan, TNI AD mendengar banyak masyarakat yang belum memiliki buku nikah.

Alasannya bermacam-macam, seperti takut mengeluarkan banyak biaya. Mereka juga mengeluhkan proses administrasi pembuatan buku nikah yang terlalu rumit. Oleh karena itu, mereka memilih untuk menikah siri.

"Mereka yang kami ajak ke acara ini awalnya juga mengeluh ribet karena prosesnya tetap sama. Namun, ini luar biasanya. Mereka kita tuntun, dari surat pengantar RT. Ini juga gratis," ujar Haloho.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengadilan Sita Narkoba yang Diselundupkan Ahmad Syahroni ke PN Depok Pakai Nasi dan Gorengan

Pengadilan Sita Narkoba yang Diselundupkan Ahmad Syahroni ke PN Depok Pakai Nasi dan Gorengan

Megapolitan
Pencuri Brankas Rumah di Ciracas Tersenyum Usai Beraksi, Terekam CCTV

Pencuri Brankas Rumah di Ciracas Tersenyum Usai Beraksi, Terekam CCTV

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Yogyakarta untuk Mudik Lebaran 2024

Tarif Tol Jakarta-Yogyakarta untuk Mudik Lebaran 2024

Megapolitan
Geledah Klinik Dokter Gadungan di Bekasi, Polisi Sita Jas Dokter dan Obat-obatan

Geledah Klinik Dokter Gadungan di Bekasi, Polisi Sita Jas Dokter dan Obat-obatan

Megapolitan
Dishub Bogor Bakal Pekerjakan Sopir Angkot Konvensional ke Angkot Listrik

Dishub Bogor Bakal Pekerjakan Sopir Angkot Konvensional ke Angkot Listrik

Megapolitan
Pemprov DKI Buka Posko KJMU di Setiap Wilayah, Berikut Daftarnya

Pemprov DKI Buka Posko KJMU di Setiap Wilayah, Berikut Daftarnya

Megapolitan
Polisi Tangkap Dokter Gadungan di Bekasi, Praktik sejak 2019

Polisi Tangkap Dokter Gadungan di Bekasi, Praktik sejak 2019

Megapolitan
Maling Brankas di Ciracas Panjat Pagar dan Bobol Pintu Rumah Pakai Linggis

Maling Brankas di Ciracas Panjat Pagar dan Bobol Pintu Rumah Pakai Linggis

Megapolitan
Dishub Siapkan Diklat bagi Calon Sopir Angkot Listrik di Bogor

Dishub Siapkan Diklat bagi Calon Sopir Angkot Listrik di Bogor

Megapolitan
Demi Hapus Rasa Sepi, Sudarman Jadi Marbut Masjid di Usia Senja

Demi Hapus Rasa Sepi, Sudarman Jadi Marbut Masjid di Usia Senja

Megapolitan
'Mama Mau Pergi Demo Dulu, demi Masa Depan Kalian...'

"Mama Mau Pergi Demo Dulu, demi Masa Depan Kalian..."

Megapolitan
Ada 8 Kasus DBD di RSUD Tamansari, 6 Pasien di Antaranya Anak-anak

Ada 8 Kasus DBD di RSUD Tamansari, 6 Pasien di Antaranya Anak-anak

Megapolitan
Pengedar Titipkan Narkoba ke Tahanan yang Lagi Sidang di PN Depok

Pengedar Titipkan Narkoba ke Tahanan yang Lagi Sidang di PN Depok

Megapolitan
Bandar Tembakau Sintetis di Pesanggrahan Terbongkar, Berpindah-pindah Sebelum Akhirnya Pengguna Ditangkap

Bandar Tembakau Sintetis di Pesanggrahan Terbongkar, Berpindah-pindah Sebelum Akhirnya Pengguna Ditangkap

Megapolitan
Berkas Perkara Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Dilimpahkan ke Kejaksaan, tetapi Belum Lengkap

Berkas Perkara Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Dilimpahkan ke Kejaksaan, tetapi Belum Lengkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com