Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot Akui Jakarta Kota yang Tidak Aman

Kompas.com - 28/01/2015, 16:29 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengakui bahwa Jakarta merupakan kota yang tidak aman. Hal tersebut dikatakan dia saat ada kunjungan dari Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Heru Pranoto di Balai Kota, Rabu (28/1/2015).

"Memang tidak aman. Makanya, Pak Dir (Direktur) ke sini. Kita sama-sama punya program untuk memberantas premanisme," kata Djarot.

Menurut dia, operasi terhadap preman-preman yang telah dilakukan polisi beberapa waktu belakangan ini sudah menunjukkan hasil positif. Meski demikian, mantan Wali Kota Blitar itu menegaskan lagi kalau sebenarnya tidak ada satu pun kota di dunia ini yang bisa 100 persen bebas dari tindak kejahatan.

"Kasih tahu saya satu saja kota yang zero crime. Enggak ada pasti," ucap dia. Berbeda dengan Djarot, Heru berpendapat bahwa iklim keamanan di Jakarta masih kondusif dan dapat dikendalikan sampai saat ini. [Baca: Dalam Sepekan Polisi Tangkap 360 Preman, Apakah Kerawanan Berkurang?]

Bahkan, dia menjamin bahwa masyarakat yang beraktivitas pada malam hari juga masih bisa merasa aman. "Kalau dibilang tidak aman, ya tidak juga. Kalian kalau jalan malam juga masih aman, pukul 24.00 masih ramai," ucap Heru.

Sejak awal 2015, aparat kepolisian melakukan penindakan terhadap preman yang biasa beroperasi di wilayah Ibu Kota dan sekitarnya. Terakhir, dilakukan Operasi Cempaka pada Sabtu (24/1/2015) malam sampai Minggu (25/1/2015) pagi sekitar pukul 08.00 WIB.

Penindakan yang dilakukan berupa penahanan terhadap preman yang terbukti melakukan tindak pidana. Sementara itu, yang tidak melanggar dilakukan pendataan dan pembinaan.

Operasi Cempaka yang digelar itu melibatkan 568 personel, dari satuan polisi Polda Metro Jaya maupun satuan Polres Jakarta Barat, Selatan, Utara, Timur, dan Pusat. Dalam operasi yang dilakukan selama dua hari itu, polisi mengamankan sejumlah barang bukti beserta menangkap sejumlah preman yang ada di lapangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com