Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Tidak Aman? Masyarakat Masih Bisa Keluar Malam

Kompas.com - 29/01/2015, 10:09 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menurut survei yang dilakukan oleh Economist Intelligence Unit, Kota Jakarta menempati urutan terakhir untuk urusan keamanan di antara 50 kota besar lainnya. Artinya, Jakarta merupakan kota yang paling tidak aman jika dibandingkan dengan 49 kota besar lain di dalam survei tersebut.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Martinus Sitompul, menilai, Jakarta memang kota dengan tingkat kriminalitas cukup tinggi. Namun, secara umum, tidak sepenuhnya Jakarta dikatakan sebagai kota yang tidak aman.

“Masyarakat masih bisa keluar malam, beraktivitas sehari-sehari dengan aman,” kata Martinus, Kamis (29/1/2015) di Jakarta.

Survei EIU mengatakan, Jakarta menempati peringkat bontot untuk keamanan, khususnya dinilai untuk tingkat keamanan digital, keamanan pribadi, jaminan kesehatan, dan keamanan infrastruktur.

Untuk beberapa hal, Martinus mengakuinya. Misalnya untuk tingkat keamanan digital, Martinus menjelaskan, di Indonesia saling rundung (bully) di media sosial masih banyak dilakukan. Padahal, itu termasuk dalam kejahatan di dunia maya (cyber crime). Meskipun terkesan ringan, namun sebetulnya itu dapat diproses secara hukum.

“Kita punya Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik), Pasal 45 Ayat 1 dan Pasal 27 Ayat 3 yang mengatur itu. Jadi sebetulnya, jika orang merasa tidak aman secara digital, orang tersebut bisa melaporkannya,” kata Martinus.

Untuk hal keamanan infrastruktur, mantan Kabid Humas Polda Jawa Barat ini mengakui Jakarta masih rentan. Ia mencontohkan, Jakarta masih memiliki jalan-jalan yang berlubang dan tidak rata. “Ini dapat meningkatkan risiko kecelakaan,” tandas dia.

Sedangkan untuk hal keamanan pribadi, ia mengatakan, pihak kepolisian selalu melakukan antisipasi misalnya dengan melakukan operasi atau mengadakan pos pantau. Tujuannya untuk meningkatkan rasa aman pada masyarakat dengan menekan angka kriminalitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com