Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan, kepolisian menyambut baik rencana pemasangan CCTV di berbagai sudut kota. Menurut dia, hal itu akan membuat pelaku kejahatan berpikir dua kali untuk melakukan aksinya.
"Kalau ada CCTV, penjahat pasti akan berpikir ulang untuk melakukan kejahatan sehingga meningkatkan rasa aman di masyarakat," kata Martinus di Jakarta, Kamis (29/1/2015).
Sementara itu, untuk menyiagakan penembak jitu, Martinus mengaku belum ada kerja sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan kepolisian.
Ia mengatakan, penembak jitu selama ini dimanfaatkan untuk melakukan pencegahan kejahatan bagi orang-orang tertentu saja. [Baca: Ahok dan Polda Metro Hadapi Perampok dengan "Sniper"]
Menurut dia, penggunaan penembak jitu juga dilakukan berdasarkan bukti-bukti yang cukup, membahayakan atau tidak. "Kita tidak sembarangan menempatkan penembak jitu. Kita lebih banyak melakukan upaya preventif dan pencegahan," kata Martinus.
Sebagaimana dikutip dari safecities.economist.com, disebutkan bahwa laporan peringkat keamanan kota-kota di dunia tersebut didasarkan pada 40 indikator kualitatif dan kuantitatif. Secara tematik, indikator tersebut adalah keamanan digital, kesehatan, keamanan infrastruktur, dan keamanan personal.
"Indikator-indikator ini berkaitan dengan kebijakan masing-masing kota, tingkat belanja masyarakat, serta tingkat kecelakaan kendaraan," tulis riset tersebut.
Sementara itu, pemilihan kota-kota besar yang masuk dalam daftar tersebut didasarkan pada tingkat pengaruh di level regional serta ketersediaan data.
Berikut adalah daftar kota-kota dengan peringkat keamanan tertinggi dan yang terendah.
10 kota dengan peringkat keamanan tertinggi:
1. Tokyo
2. Singapura
3. Osaka
4. Stockholm
5. Amsterdam
6. Sydney
7. Zurich
8. Toronto
9. Melbourne
10. New York
10 kota dengan peringkat keamanan terendah:
41. Istanbul
42. Delhi
43. Moskwa
44. Mumbai
45. Mexico City
46. Riyadh
47. Johannesburg
48. Ho Chi Minh City
49. Teheran
50. Jakarta