Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Terima Ganti Rugi, Warga Enggan Bongkar Bangunan

Kompas.com - 03/02/2015, 12:55 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak Pemerintah Kota Jakarta Timur melalui Kecamatan Makasar rencananya akan menertibkan bangunan di sepanjang Jalan DI Pandjaitan hingga kawasan Pangkalan Jati, Selasa (3/2/2015).

Penertiban terkait rencana kelanjutan pembangunan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Tol Becakayu).

Meski rencana penertiban akan dilakukan besok, ada bangunan milik warga yang akan terdampak proyek pembangunan tol ini, tetapi belum mendapat ganti rugi. Warga belum mau melaksanakan pembongkaran sampai pemerintah membayar uang ganti rugi mereka.

Salah satunya yakni Jeje Zainul (34), warga RT 05 RW 11, Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur. Jeje mengatakan, rumah miliknya tersebut belum akan dibongkar lantaran belum mendapat ganti rugi.

"Kemarin rapat di kecamatan, katanya ganti rugi akan dilakukan tahun ini. Cuma saya belum tahu pastinya kapan," ujar Jeje kepada Kompas.com, di depan rumahnya tersebut, Selasa (3/2/2015).

Menurut Jeje, sebagian bangunan yang sudah dibongkar saat ini merupakan milik warga yang telah mendapatkan ganti rugi atau sudah dibebaskan lahannya oleh pemerintah sejak lama.

"Jadi yang dibongkar itu yang sudah pernah dibayar. Tahun 2007 itu ada pembayaran dari pemerintah, tapi saya belum dibayar ganti rugi," ujar Jeje.

Jeje menyebutkan, di deretan tempat tinggalnya ada 10 bangunan yang belum mendapat ganti rugi oleh pemerintah. Jeje mengaku, selama ganti rugi belum diberikan, ia akan mempertahankan tempat tinggalnya. "Sudah pasti bertahan, mau enggak mau perlawanan," ujarnya.

Mulyadi alias Adi (35), warga RT 02 RW 10 Cipinang Melayu, yang juga tempat tinggalnya terdampak pembangunan Tol Becakayu mengaku belum akan membongkar tempat tinggalnya.

Adi mengaku belum menerima ganti rugi dari pemerintah terkait rencana ini. Ia berharap, pemerintah segera merealisasikan mengenai ganti rugi terhadapnya.

Baik Jeje maupun Adi mengaku memiliki surat resmi dan sertifikat untuk lahan tempat tinggal mereka. "Kalau dari saya pribadi, mau ada kepastiannya. Mau dibayarnya kapan, jadinya apa enggak proyek ini," ujar Adi.

Sebab, sejak dulu, warga kerap mendapat informasi yang simpang siur. Sudah sering warga mendengar wilayah itu akan dibangun tol, tetapi tak kunjung jadi.

"Sebenarnya ini sudah cukup lama, dari tahun 1997, sudah belasan tahunlah. Memang ini kita tahu mau buat program jalan layang, cuma sering ditunda," ujar Adi.

Sebelumnya, pembangunan Tol Becakayu mulai dilanjutkan. Pada Oktober 2014, Kementerian Pekerjaan Umum kembali melaksanakan peletakan batu pertama untuk melanjutkan pembangunan tol tersebut.

Berdasarkan informasi dari situs resmi Kementerian PU, Tol Becakayu akan dibangun sepanjang 21 kilometer. Pembangunan tol itu terdiri atas dua seksi, yaitu Seksi Kasablanka-Jaka Sampurna sepanjang 11 kilometer dan Seksi Jaka Sampurna-Duren Jaya sepanjang 10,04 kilometer.

Sejak 1997, pembangunan jalan Tol Becakayu itu dirancang untuk mengurai kemacetan di Jalan Raya Kalimalang yang terjadi setiap hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com