Namun, menurut Meyritha Maryanie, Corporate Communications & Social Responsibility/CCSR Division Head Palyja, Senin (9/2/2015), dengan terus meningkatnya perkembangan kota Jakarta, kebutuhan akan air bersih di Jakarta juga terus meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut berbanding terbalik dengan ketersediaan air bersih yang defisit tahun ini. Berdasarkan data yang dilansir dari PAM Jaya dan operator, angkanya mencapai 9,1 m3/detik.
Meyritha mengatakan, dengan menggelontorkan Capex senilai Rp 318,6 miliar tahun ini, Palyja akan meningkatkan volume air baku dengan inovasi teknologi pertama di Asia Tenggara, yaitu Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR). Teknologi ini akan diterapkan dalam proses pretreatment sumber air yang berasal dari Banjir Kanal Barat.
"Dengan adanya penambahan air baku ini kami berharap volume air bersih yang akan didistribusikan kepada pelanggan bertambah jumlahnya. Pertambahan volume air bersih ini juga akan kami prioritaskan kepada masyarakat berpenghasilan rendah," ujarnya.
Adapun salah satu cara distribusinya adalah melalui program Master Meter. Master Meter dibuat untuk pelanggan berpenghasilan rendah yang belum terjangkau jaringan perpipaan. Sistem operasinya dengan cara membentuk Community Based Organization (CBO) untuk mengelola jaringan perpipaan setelah meter, distribusi tagihan pembayaran dan perawatannya.
"Satu Master Meter bisa melayani hingga puluhan rumah sekaligus. Diharapkan akhir tahun ini sudah akan ada 10 Master Meter di enam lokasi berbeda," kata Meyritha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.