Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/02/2015, 02:11 WIB
KOMPAS.com -  Laporan hasil survei Economist Intelligence Unit yang menggelari Jakarta sebagai kota paling tidak aman dari 50 kota besar dunia merupakan kritik yang baik bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sayangnya, cara mengantisipasi laporan ini—dengan meningkatkan razia dan patroli, memasang CCTV di setiap sudut Ibu Kota, bahkan yang paling ekstrem menempatkan penembak jitu di titik-titik rawan kejahatan—menunjukkan ketidakpahaman yang mendalam terhadap hasil survei tersebut.

Pertama-tama, perlu diluruskan bahwa indikator yang digunakan dalam survei tersebut berjumlah 44 buah, dibagi lagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu keamanan digital, kesehatan, infrastruktur, dan personal.

Dari seluruh indikator, angka kematian korban bencana alam merupakan indikator terburuk Kota Jakarta (peringkat ke-50), diikuti dengan akses terhadap kesehatan (49), jumlah ketersediaan dokter (49), akses makanan yang aman dan berkualitas (49), dan kualitas pelayanan kesehatan (48).

Adapun beberapa indikator kriminalitas mendapatkan nilai pada ambang rata-rata, seperti persepsi keamanan (peringkat ke-33), kegiatan kelompok kriminal (23), dan kejahatan berat (16). Artinya, pokok masalah ”ketidakamanan” Jakarta bukan bertumpu pada masalah kriminalitas.

Kapasitas layanan

Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang diluncurkan pada awal pemerintahan Jakarta Baru, mulai 10 November 2012, masih merupakan terobosan terbaik dari seluruh program kerja. Keterjaminan warga, terutama golongan miskin dan rentan miskin, pada akses kesehatan dipastikan akan mendorong kualitas hidup warga Kota Jakarta.

Laporan akhir tahun Kompas (31/12) yang memaparkan pertumbuhan pasien pengguna KJS 300.000 pasien per tahun signifikan menunjukkan pemenuhan kebutuhan warga. Berbagai program inisiatif, seperti klinik layanan di rumah susun, layanan gawat darurat melalui telepon, dan peningkatan kelas puskesmas menunjukkan usaha pemerintah meningkatkan kinerja KJS.

Namun, pekerjaan rumah pemerintah masih cukup banyak. Kasus-kasus penolakan pasien akibat kamar penuh atau fasilitas tidak tersedia masih terjadi (Kompas, 2/12).

Dalam survei Economist Intelligence Unit (EIU), jumlah ketersediaan dokter dan tempat tidur rumah sakit di Jakarta masih tertinggal jauh dibandingkan dengan kota negara tetangga, seperti Bangkok dan Ho Chi Minh City. Dengan rencana awal target peserta KJS 4,7 juta jiwa, tentu saja kapasitas sumber daya pelayanan kesehatan harus menjadi prioritas utama pemerintah sekarang ini.

Rumitnya proses administrasi yang sering menghambat warga terhadap akses pelayanan harus segera diselesaikan. Keberadaan program Kartu Indonesia Sehat sebagai pengembangan Jaminan Kesehatan Nasional pun sempat dikhawatirkan memperumit program KJS. Integrasi data dari berbagai program sosial ini menjadi satu kesatuan dalam E-KTP harus menjadi impian, setidaknya untuk menjawab ketumpang tindihan metode ”kartu”.

Korban banjir

Sejauh ini, apabila dibandingkan dengan musim hujan tahun-tahun sebelumnya, frekuensi dan lama kejadian banjir genangan di beberapa titik terlihat menurun. Namun, masalah utama Kota Jakarta ini masih jauh dari kata selesai.

Sebagai ancaman bencana alam terbesar perkotaan versi PBB, banjir memang bukan perkara yang mudah. Terlebih lagi bagi Jakarta yang secara geografis sudah mengundang genangan. Maka, Jakarta perlu waktu dan usaha ekstra untuk menghadapi masalah ini.

Selain itu, dampak pasca banjir, seperti penyakit leptospirosis, harus pula menjadi perhatian utama pemerintah. Walaupun tidak mengambil korban materiil seperti banjir, penyakit ini pada 2014 merenggut korban jiwa 18 orang, dengan total keseluruhan 104 kasus. Artinya, angka korban kematian akibat penyakit pasca banjir hampir sejajar dengan korban kematian bencana banjir pada tahun yang sama. Padahal, angka ini belum ditambah dengan korban dari penyakit lain yang berhubungan langsung dengan banjir ataupun musim hujan, seperti diare, demam berdarah, dan infeksi saluran pernapasan.

Keterjaminan pedestrian

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Megapolitan
Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat 'Sunset'

Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat "Sunset"

Megapolitan
Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Megapolitan
Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Megapolitan
Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Megapolitan
Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com