Basuki mengatakan pohon baobab yang ditanam di Balai Kota itu bukanlah dibeli menggunakan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI.
"Aku enggak tahu ditanam di mana. Itu (pohon baobab) disumbang sama orang, bukan dari PT Jakpro (Jakarta Propertindo). Ada orang yang suka pohon dan kasih (pohon baobab) ke sini," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (12/2/2015).
Orang yang memberi pohon baobab itu menyampaikannya kepada Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Nandar Sunandar.
Kemudian Nandar melaporkan penanaman pohon baobab ke Basuki. Basuki pun memastikan, jangan sampai pohon baobab yang ditanam itu dibeli oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI.
"Kalau (Dinas Pertamanan) beli (pohon baobab) gue catok kepalanya. Soalnya katanya harganya Rp 750 juta satu pohon," kata Basuki.
Lebih lanjut, Basuki pun mengaku tidak mengetahui keistimewaan pohon baobab tersebut. "Aku juga enggak ngerti (istimewanya apa). Mungkin jin-jin suka nunggu di situ," kata dia dengan tawa berderai.
Pohon dengan nama latin Adensonia Digitata itu ditanam di sisi kanan Gedung Blok G Kompleks Balai Kota. [Baca: Pohon Eksotis Seharga Rp 750 Juta Hiasi Halaman Kantor Ahok]
Pohon itu sempat menghebohkan publik saat pohon dengan harga ratusan jutaan rupiah itu ditanam di Waduk Ria Rio, Pedongkelan, Pulogadung, Jakarta Timur. Ada sebanyak lima pohon baobab yang ditanam di Balaikota dan merupakan sumbangan dari PT Kebon Asri. [Baca: Pohon Raksasa Asal Afrika Bisa Jadi Ikon Taman Waduk Ria Rio]
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.