Menurut Basuki, sodetan Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT) telah mampu meminimalisasi banjir kawasan Bogor dan Jakarta.
"Kami bicarakan sodetan Cisadane yang enggak terlalu penting juga. Kalau sodetan Ciliwung ke KBT itu sudah bisa menampung air 6.000 kubik per detik, jadi Sungai Cisadane enggak perlu disodet saja sudah bisa (meminimalisasi banjir)," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (12/2/2015).
Selain itu, lanjut dia, Aher, sapaan Ahmad Heryawan, menyampaikan bahwa Pemprov Jawa Barat berencana membuat banyak lubang biopori. Kemudian, Kabupaten Bogor juga berencana menormalisasi waduk dan situ yang berada di wilayahnya.
Ia mengapresiasi rencana Pemkab Bogor tersebut. Sebab, lanjut Basuki, ada sebanyak 90 situ yang berada di sana dan dapat menampung air hujan. Basuki mengatakan, normalisasi waduk jauh lebih bermanfaat ketimbang sodetan Cisadane.
"Sama seperti yang kami lakukan, kami mesti bangun waduk di wilayah Barat dan Timur meskipun terlambat," kata Basuki.
Pembatalan proyek Ciliwung-Cisadane sebenarnya telah disepakati Pemprov DKI dan Pemprov Banten beberapa waktu lalu.
Saat Joko Widodo masih menjabat sebagai Gubernur DKI, Jokowi mengajukan usulan normalisasi Sungai Ciliwung dan Cisadane kepada pemerintah pusat untuk menyelesaikan banjir di Jabodetabek.
Pada awal 2014 lalu, Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah mengatakan, Sungai Cisadane belum pernah dikeruk.
Selain itu, dari 13 kilometer bagian Cisadane yang melintasi kota tersebut, hanya 2 kilometer yang telah diturap.
Selama ini, rencana normalisasi selalu terkendala minimnya dana yang dimiliki Kementerian Pekerjaan Umum. Kondisi itu menyebabkan sungai mengalami pendangkalan luar biasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.