Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Ragukan Aksi Begal dengan Tali Pancing di Jalan Layang UI

Kompas.com - 14/02/2015, 19:21 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com — Humas Polri telah mengumumkan adanya modus baru begal motor yang menggunakan tali pancing di jalan layang UI. Namun, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kota Depok Komisaris Agus Salim meragukan adanya begal motor dengan tali pancing tersebut.

Agus mengatakan, dalam peristiwa tersebut, tak ada sama sekali saksi mata yang melihat saat Hermawan terjatuh dari motornya. Padahal, jalan layang UI adalah akses utama yang menghubungkan Depok dan Jakarta. (Baca: Waspadai Modus Baru Begal Sepeda Motor)

"Kalau tidak ada saksi, kita tentu bertanya-tanya. Logikanya, kalau terjadi di jalan utama, pasti ada orang yang melihat. Setidak-tidaknya pasti ada yang melihat. Seperti di depan BSI dan Juanda (dua peristiwa begal dengan korban tewas)," kata Agus kepada Kompas.com, Sabtu (14/2/2015).

Tak hanya itu, Agus juga meragukan adanya tali pancing yang melintang di lokasi tersebut. Sebab, kata dia, jalan layang UI adalah jalan yang tergolong selalu ramai oleh kendaraan. Terlebih lagi, peristiwa ini dikabarkan terjadi saat subuh.

Dengan demikian, kata Agus, tidak mungkin apabila ada orang yang sempat memasang tali melintang di atas jalan dengan mengikatnya di kedua pohon yang saling berseberangan.

"Apakah mungkin ada yang membentangkan dari pohon ke pohon? Wajar enggak sih ada benang terbentang di jalan yang notabene jalannya itu jalan utama. Logikanya, jalan itu kan jalan ramai. Itu sepersekian detik selalu ada mobil dan motor yang lewat. Kecuali kalau terjadinya di Jalan Kampung, ya wajarlah," paparnya.

Sebagai informasi, Hermawan, petugas Pengamanan Dalam DPR RI, mengaku tak tahu pasti apakah dirinya benar-benar menjadi korban begal sepeda motor atau tidak. Yang pasti, kata dia, saat itu ia baru pulang bertugas menjaga keamanan di Gedung DPR yang beragendakan rapat penentuan untuk hal-hal yang diparipurnakan.

Saat kejadian, Hermawan mengendarai sepeda motor Honda Revo warna hitam merah milik atasannya untuk menuju rumahnya di Kampung Sugutamu, Sukmajaya. Saat melewati jalan layang UI, tiba-tiba saja motornya terjatuh dan tubuhnya terempas keras dengan posisi wajah menghadap aspal. Saat itu, kata Hermawan, cuaca sedang gerimis dan situasi jalanan memang sepi.

"Motor saya nyusruk dan saya jatuh dengan posisi telungkup, badan dan wajah menghadap aspal. Yang saya ingat saat itu memang gerimis. Badan saya terlempar agak jauh ke depan sebelah kiri," kata dia seperti dikutip dari Warta Kota.

Setelah itu, Hermawan mengaku tak sadarkan diri. Setelah pingsan beberapa saat dan diperkirakan sekitar setengah jam, Hermawan lalu tersadar di lokasi kejadian. "Saat itu orang sudah ramai mengerubungi saya. Kata mereka, saya dikira sudah tewas dan jadi korban begal motor," kata Hermawan.

Kepada belasan orang yang mengerubunginya, Hermawan menanyakan di mana sepeda motor yang dikendarainya. "Kata mereka, saat saya ditolong, tidak ada sepeda motor. Namun karena saya pakai helm, mereka mengira saya korban begal motor. Kata orang-orang di sana, lokasi itu memang rawan begal," tutur dia.

Saat ditemui Warta Kota, dua perban menempel di pipi sebelah kiri wajah Hermawan. Selain itu, luka gores juga masih tampak jelas di hidung, di pipi kanan, hingga ke telinga kirinya. "Semua jari tangan saya serta kaki dan badan juga masih ada luka goresan. Untuk dua perban kapas di pipi, ini karena pipi saya robek dan harus dijahit. Gak tahu ada berapa jahitan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com