Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Laila Anggap Sanksi Sopir Bus Polisi Terlalu Ringan

Kompas.com - 21/02/2015, 19:25 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Guntur (53), ayah Laila Fitriyani (15), yang menjadi korban tewas akibat diserempet bus polisi di terowongan Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, menganggap sanksi yang diberikan kepada pengemudi bus, Brigadir Dua Ricky Alexander, terlalu ringan.

Menurut dia, seharusnya pihak kepolisian dapat memberi sanksi sesuai aturan yang berlaku.  "Seharusnya (sanksi) enggak seringan itu dan (polisi) enggak segampang itu menjatuhkan sanksi yang sudah menyebabkan nyawa seseorang, nyawa anak saya melayang," kata Guntur, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/2/2015).

Seperti diketahui Bripda Ricky masih menjalani sanksi. Sanksi yang diberikan berupa larangan mengemudikan kendaraan roda empat. Meskipun demikian dia masih menjalankan tugas seperti biasa.

"Yang bersangkutan diberikan sanksi larangan mengemudi. Ini perintah langsung dari atasannya," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Selatan, Ajun Komisaris Besar Sutimin kepada Kompas.com, Jumat (20/2/2015). [Baca: Polisi Penabrak Siswi SMK Diberikan Sanksi Larangan Menyetir]

Guntur enggan membicarakan perihal ini lebih lanjut. Dia mengaku telah melakukan komunikasi dengan Kepala Divisi (Kadiv) Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie. Mereka berdua dipertemukan dalam sebuah acara yang ditayangkan Kompas TV , 4 Februari 2015 lalu.

Saat itu, Guntur meminta Ronny agar keadilan tetap ditegakkan. Ronny pun berjanji padanya untuk tetap memberi sanksi Bripda Ricky. Selain itu, lanjut dia, Ronny menyatakan hukum akan tetap berjalan.

"Pagi itu, pas saya ketemu Pak Ronny dan minta keadilan, beliau langsung bilang 'siap, laksanakan'. Saya ini kan orang yang enggak mengerti hukum dan masih dirundung duka, saya butuh sekali bantuan beliau (Ronny) yang lebih mengerti hukum, agar masalah ini berjalan sesuai hukum yang ada," kata Guntur.

Ia berjanji memenuhi panggilan polisi. Guntur merupakan saksi kunci dalam peristiwa tersebut. "Rabu besok tanggal 25 Februari, pemanggilan pertama ke kepolisian dan saya pasti datang memenuhi panggilan itu," ujar dia. 

Kecelakaan itu terjadi di terowongan Jalan Trunojoyo sekitar pukul 14.00 WIB, ketika iring-iringan bus kepolisian berjalan dari arah Jalan Pattimura menuju Jalan Prapanca Raya. Bus-bus tersebut melaju dengan kencang. Kemudian, bus kedua dari iring-iringan bus tersebut menyerempet sebuah sepeda motor yang ditumpangi Laila dan Guntur.

Laila terluka di bagian kepala dan tidak sadarkan diri. Pelajar SMKN 15 itu sempat dibawa ke puskesmas, selanjutnya dipindahkan ke RS Fatmawati. Di rumah sakit itulah ia menghembuskan napas terakhirnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya 'Cawe-cawe' Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya "Cawe-cawe" Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Megapolitan
Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com