Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurang Bus, Transjakarta Gunakan Unit Tak Layak Operasi

Kompas.com - 21/02/2015, 20:04 WIB
Tara Marchelin Tamaela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Transjakarta masih mengoperasikan bus-busnya yang seharusnya tak layak karena kurangnya jumlah bus.

"Sekarang ini jujur saja ya, kenapa kami masih menjalankan  bus-bus yang menurut kami sendiri enggak layak jalan? Karena jumlahnya kurang," jelas Antonius NS Kosasih, Direktur PT Transportasi Jakarta, Sabtu,(21/2/2015).

"Dulu kita punya sampai 794 bus. Seiring berjalannya waktu, selama 11 tahun ini banyak bus yang sudah rusak. Sekarang tiap hari bus yang jalan itu 460 bus, pernah hanya 406 bus saja yang jalan. Itu tidak cukup untuk 350.000 penumpang setiap hari," ujar Kosasih saat ditemui di halte Transjakarta Manggarai.

Dari 460 bus yang beroperasi setiap hari, menurut Kosasih terdapat sekitar 40 bus yang tidak layak pakai. "Paling sedikit ada 10 persen dari bus yang beroperasi. Jadi ada beberapa puluh," kata Kosasih.

Kosasih bercerita, beberapa waktu lalu saat hujan ia mencoba naik salah satu bus. "Waktu kemarin hujan saya naik bus di koridor 6. Hujan lebat sekali, saya kehujanan di dalam bus karena busnya bocor. Pegangannya juga hampir copot," Kosasih berkisah.

Keluhan penumpang

Kosasih mengungkapkan, PT Transjakarta pernah melarang pengoperasian bus-bus yang tidak layak jalan itu. "Kami berikan teguran busnya terus kita stop enggak boleh jalan, tapi masyarakat complain. Kita kekurangan bus, busnya enggak datang-datang," ungkap Kosasih.

Kendati demikian, PT Transjakarta hanya memberikan pengecualian pada bus yang kondisinya masih memenuhi standar keamanan, meskipun secara kenyamanan tidak memadai.

"Tetapi ke depannya enggak ada (bus tak layak beroperasi). Kita akan integrasi dengan Kopaja dan APTB. Jadi sekitar 300 bus sudah bisa jalan bulan April. Bus itu akan jalan di koridor yang busnya sudah jelek, akan kita prioritaskan," kata Kosasih.

Perlu diketahui, sebanyak 51 bus telah dipesan untuk menambah jumlah bus Transjakarta. Penambahan bus akan dimulai secara bertahap pada Juni 2015 sampai akhir tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com