Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pak RW Bongkar Kantornya Sendiri

Kompas.com - 23/02/2015, 12:30 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Di antara bangunan milik pedagang kayu yang dibongkar di Jalan Subur Baru, Kelurahan Duri Pulo, Kecamatan Gambir, ada bangunan milik RW setempat yang ikut dibongkar. Bangunan itu adalah kantor pos RW 11 sekaligus posyandu yang telah dibangun secara permanen.

Ketua RW 11, Soni, mengatakan, dia telah membongkar sendiri bangunan tersebut. Akan tetapi, memang masih belum sampai rata ke tanah. "Kalau kantor pos RW enggak dibongkar nanti malah dicontoh sama yang lain," ujar Soni di Jalan Subur Baru, Duri Pulo, Gambir, Senin (23/2/2015).

Soni mengatakan, sebagai ketua RW, dia harus mendukung program yang dijalankan pemerintah setempat. Terlebih lagi, tanah tempat kantor pos RW-nya berdiri merupakan tanah milik pemerintah.

Soni mengatakan, dia tidak mau meminta perlakuan istimewa dari lurah maupun camat, meskipun ia menggunakan lahan pemerintah untuk kepentingan warga. Misalnya, untuk tempat melayani warga RW 11 dan juga sebagai tempat imunisasi.

Soni mengatakan, kantor pos dan posyandu itu tidak dibangun demi kepentingan pribadi. Jika meminta perlakuan istimewa, kata Soni, itu bisa menimbulkan kecemburuan oleh penduduk yang juga membangun di jalan itu. "Nanti pada nanya, 'Kok kantor RW enggak, tapi kita disuruh bongkar?'," ujar Soni.

Beberapa kelurahan dan kecamatan memang sedang giat melakukan penertiban PKL di lokasinya masing-masing. Beberapa waktu lalu, Kelurahan Gondangdia di Kecamatan Menteng juga telah melakukan penertiban. Berbeda dengan kondisi di Kelurahan Duri Pulo, penertiban di Kelurahan Gondangdia sempat mendapat perlawanan dari ketua RW setempat.

Ketika itu, bangunan berupa atap seng yang berdiri di atas saluran air Jalan Probolinggo, Kelurahan Gondangdia, dibongkar. Bangunan tersebut berada di kawasan Kelurahan Gondangdia, tempat Lurah Susan Jasmine Zulkifli memimpin. Bangunan itu digunakan sebagai tempat berjualan para PKL yang ada di sekitar itu. Ketika dihancurkan, Ketua RW 02 Roni pun datang dan langsung mendamprat Susan.

Roni mengatakan bahwa bangunan itu adalah hasil kerja sama dengan lurah dan camat yang dulu. Dia menyebut warga yang berjualan di sana bukanlah PKL liar, melainkan hasil binaan pemerintah.

Susan pun meminta bukti surat pembinaan tersebut. Sebab, Kelurahan Gondangdia tidak memiliki data wilayah di jalan tersebut yang diperuntukkan untuk berjualan. Ketika diminta, Roni tidak mau menunjukkan surat-suratnya. Susan pun sempat geram dengan hal ini.

"Bapak itu RW saya, seharusnya bapak mendukung dong program-program saya," ujar Susan. "Jangan semena-mena, Bu. Pantas ibu di tempat lama enggak disenangi orang," ujar Roni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com