Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Tidak Akan Ribut jika Saya Terima Usulan Rp 12,1 Triliun

Kompas.com - 26/02/2015, 10:49 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meyakini, polemik dirinya dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI tidak akan terjadi jika ia mau menerima usulan anggaran "siluman" sebesar Rp 12,1 triliun. Hanya saja, kini ia memilih untuk tidak memiliki hubungan harmonis dengan DPRD dan bersedia dipecat dari jabatannya sebagai Gubernur DKI.

"Sebetulnya saya dan DPRD enggak ada masalah kok. Selama saya mau terima usulan Rp 12,1 triliun dan mau memasukkan ke dalam APBD, enggak ada (anggota DPRD) yang mau ribut sama saya pasti. Cuma hati nurani saya yang enggak enak," kata Basuki di Balai Kota, Kamis (26/2/2015).

Menurut dia, usulan anggaran siluman yang jumlahnya mencapai Rp 12,1 triliun ini akan lebih baik dialokasikan untuk program pembangunan dibanding mengadakan perlengkapan yang bukan prioritas. Basuki memberi contoh, anggaran sebesar itu bisa dialokasikan untuk pembangunan 60.000 unit rumah susun sederhana sewa (rusunawa) sekelas apartemen, seperti Rusunawa Tambora. Rusunawa itu bisa merelokasi warga-warga yang masih menetap di bantaran sungai dan ruang terbuka hijau (RTH).

"Kalau kami mampu beri rusun yang baik, sekaligus tempat usaha dan rumah sakit di rusun serta KJP (Kartu Jakarta Pintar), kan membuat hidup mereka jadi lebih baik. Eh (anggaran Rp 12,1 triliun) malah dipakai buat beli UPS (uninterruptible power supply) enggak keruan, saya kira orang DKI bisa menilai-lah," kata Basuki. 

Pria yang akrab disapa Ahok itu mengaku rela diberhentikan menjadi Gubernur DKI dibanding memasukkan anggaran siluman tersebut di dalam APBD. Anggaran siluman diusulkan di hampir semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI. Usulan anggaran siluman ini diserahkan DPRD kepada DKI pasca-pengesahan APBD dan diharapkan dikirim ke Kemendagri sebagai anggaran yang sah. Namun, Pemprov DKI menegaskan tidak lagi melakukan pembahasan setelah APBD disahkan. Hal ini mengacu pada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 35 PUU-XI Tahun 2013 perihal pembahasan APBD pasca-putusan MK dan penghematan serta permohonan anggaran belanja.

"Saya rela berhenti pun asal Rp 12,1 triliun tidak masuk ke APBD. Bagi saya, itu pencurian tidak pantas. Kita butuh rusun lebih banyak karena masih banyak orang susah dan 48 persen sekolah di DKI masih buruk bangunannya," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com