Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/02/2015, 11:48 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kisruh antara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama disebut merupakan masalah komunikasi politik. Basuki atau Ahok juga dinilai tidak bisa melakukan pendekatan kepada DPRD DKI dengan cara membangun komunikasi yang baik.

"Ahok tidak pandai melakukan pendekatan kepada DPRD sebelum pembahasan anggaran. Pendekatan tidak harus menggunakan dana di anggaran, tetapi berkomunikasi dan bergaul dengan baik," kata pengamat kebijakan publik, Agus Pambagyo, kepada Kompas.com, Kamis (26/2/2015).

Agus mengaku sudah berkali-kali menyatakan bahwa gaya komunikasi Ahok serupa dengan seseorang yang ingin mengajak berkelahi. Caranya berbicara pun seperti menantang siapa pun yang dia anggap tidak baik, termasuk dalam hal ini pihak DPRD DKI.

Jika gaya komunikasi seperti itu yang dipertahankan oleh Ahok, Agus memperkirakan, ke depannya, bukan tidak mungkin ada kejadian seperti hak angket yang tengah digulirkan oleh DPRD DKI seperti saat ini.

"Kalau gaya Ahok seperti ini, selalu menantang ke DPRD, pasti nanti dikerjain oleh DPRD, kejadian kan?" tambah Agus.

DPRD DKI membentuk tim panitia hak angket yang bertujuan menyelidiki pelanggaran yang dilakukan oleh Ahok. Wakil Ketua DPRD DKI Mohammad Taufik mengatakan bahwa Ahok telah memberikan draf Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2015 ke Kementerian Dalam Negeri bukan dari draf hasil pembahasan bersama DPRD. Sementara itu, Ahok menuturkan bahwa DPRD DKI telah menyelipkan "anggaran siluman" sebesar Rp 2,1 triliun dari draf APBD yang telah dibahas terakhir sehingga Ahok mengirimkan draf yang tidak memasukkan usulan anggaran dari DPRD.

Ahok mengaku bahwa dengan sistem perancangan anggaran menggunakan e-budgeting, tidak ada lagi yang boleh mengusulkan anggaran-anggaran lain setelah dimasukkan ke sistem. Berbeda dengan DPRD yang beralasan e-budgeting harus dilakukan terakhir karena kemungkinan akan ada penambahan-penambahan anggaran lain yang tak terduga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com