Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD DKI Anggarkan Beli UPS Rp 6 M, Berikut Kisaran Harga Termahal

Kompas.com - 27/02/2015, 13:14 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Perangkat uninterruptible power supply (UPS) yang dianggarkan DPRD DKI dalam APBD DKI tahun anggaran 2015 dianggap ganjil oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama. Sebab, angka yang dianggarkan jumlahnya terbilang besar. Basuki menganggap harga tersebut tidak masuk akal.

Namun, apakah harga UPS memang mencapai harga seperti yang dianggarkan oleh DPRD DKI? Kompas.com mencoba mencari tahu harga per unit perangkat tersebut melalui beberapa toko dan pelaku dunia usaha di bidang TI atau teknologi informatika.

Seorang karyawan swasta di salah satu perusahaan IT, Lisa Amanda (22), menyebutkan bahwa memang ada perangkat UPS yang harganya mencapai miliaran rupiah. Lisa pun menunjukkan jenis dan tipe UPS yang harganya paling mahal menurut sepengetahuan dia.

"UPS paling mahal ini, harganya Rp 1.030.000.000, merek Eaton DX. Kapasitasnya jauh lebih besar dari UPS yang lain, makanya mahal," kata Lisa, Jumat (27/2/2015).

Lisa menambahkan, perangkat UPS sangat beragam jenisnya. Keberagaman jenis UPS juga menentukan harganya. Adapun harga UPS mahal lainnya berkisar di angka ratusan juta rupiah.

Namun, untuk perangkat yang dinilai sudah cukup baik, ada yang hanya seharga Rp 109.705.000 per unitnya.

Marly (38), pemilik toko elektronik Abacus Com, di Plaza Pinangsia, Glodok, Jakarta Barat, menjelaskan, kegunaan UPS dilihat berdasarkan kebutuhan listrik yang diperlukan. Jika kebutuhan listriknya cukup besar, harga dari perangkat yang bisa mengakomodasi kebutuhan tersebut juga besar.

"Tergantung mau berapa volt, berapa ampere. Ini ada satu UPS yang bisa buat beberapa komputer, tetapi biasanya UPS untuk satu komputer saja, jadi pakainya agak banyak biar sekalinya down, tidak memengaruhi komputer lain," kata Marly.

Dia juga mengungkapkan bahwa jarang toko-toko yang berjualan UPS, seperti di tokonya sendiri, harus terlebih dahulu memesan unit dan jenis UPS yang diinginkan baru bisa ditanyakan ke penyedia atau supplier barang.

Barang seperti UPS juga disebutnya bisa dibeli secara satuan maupun borongan, seperti untuk kebutuhan suatu instansi yang membutuhkan banyak unit UPS.

UPS atau suplai daya bebas gangguan merupakan sebuah perangkat yang biasanya menggunakan baterai sebagai sumber daya alternatif. UPS berfungsi menyuplai daya yang seharusnya pada saat suplai daya pada umumnya, seperti listrik, mengalami gangguan atau mati secara mendadak.

UPS sering digunakan pada banyak perusahaan penyedia jasa telekomunikasi, jasa informasi, penyedia jasa internet, dan lainnya.

Pengadaan UPS di dalam APBD DKI tahun 2015 merupakan bagian dari anggaran lainnya yang diajukan oleh DPRD DKI sejumlah Rp 12,1 triliun. Basuki berpandangan, anggaran tersebut hanya memboros-boroskan uang dan tidak efektif.

Ahok menyebutkan penambahan anggaran pada Sudin Pendidikan II Jakarta Selatan. Penambahan itu adalah pengadaan UPS untuk SMPN 37 senilai Rp 6 miliar, pengadaan UPS SMPN 41 senilai Rp 6 miliar, alat peraga elektronika mikro-kontrol untuk SMA senilai Rp 3 miliar, professional outdoor audio system (IPM) senilai Rp 4,5 miliar, pengadaan laboratorium multifungsi untuk SMAN Kecamatan Ciracas senilai Rp 4,44 miliar, dan pengadaan laboratorium multifungsi untuk SMAN Kecamatan Kramat Jati senilai Rp 4,44 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com