"Saya senang sistem ini (e-budgeting) berjalan karena ini untuk transparansi dan terbukti DPRD 'kebakaran jenggot'. Mereka marah-marah semua," kata Basuki, di Balai Kota, Jumat (27/2/2015).
Pria yang akrab disapa Ahok itu membantah bahwa perseteruannya dengan DPRD ini karena komunikasi kedua pihak yang kurang baik. Menurut dia, perseteruannya ini disebabkan adanya anggaran siluman titipan DPRD DKI yang harus dimasukkannya ke dalam APBD.
Ahok berpendapat jika dia bersedia memasukkan usulan anggaran siluman senilai Rp 12,1 triliun, hubungannya dengan DPRD akan sangat harmonis. Namun, Ahok memilih untuk dipecat dari jabatan oleh DPRD ketimbang dengan meloloskan permintaan mereka.
"Orang bilang saya komunikasi kurang baik dengan DPRD. Saya komunikasi baik kok dengan DPRD. Anggota DPRD sering datang ke ruangan saya, lihat saja CCTV kami. Kami punya CCTV semua pimpinan datang baik semua kok. Kami ada bukti mereka datang," kata Ahok.
Seperti diketahui, 106 anggota DPRD secara bulat mendukung pengajuan hak angket terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Basuki dianggap melakukan pelanggaran serius. [Baca: Ahok Dianggap Langgar 11 Peraturan Perundang-undangan]
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.