"Dana siluman itu tidak tahu ada definisinya. Tapi yang penting harus ada klarifikasi apakah itu anggaran tiba-tiba masuk? Apakah itu program yang tiba-tiba masuk? Apakah itu aspirasi?" ujar Nachrowi di Jakarta, Sabtu (28/2/2015).
Nachrowi mengatakan, semestinya Ahok membahasnya terlebih dahulu kepada DPRD dan DPD mengenai anggaran mencurigakan tersebut. Dengan cara duduk bersama, maka akan dicari titik temunya dan konflik di pemerintah daerah tidak perlu terjadi.
"Duduk bersama duku melihatnya bagaimana. Berkomunikasi saja. Jangan dilempar dulu ke rakyat, kan jadi bingung. 'Apa sih dana siluman maksudnya?'," kata Nachrowi.
Nachrowi mengibaratkannya seperti dua orang yang melihat gajah. Orang pertama hanya melihat bagian depan gajah, maka akan melihat belalainya. Sementara orang kedua melihat bagian belakangnya, maka hanya melihat ekornya.
"Sepakat dulu. Jadi jangan diekspose dulu kepada rakyat. Duduk bersama dulu makanya tadi perlu komunikasi yang intensif," ujar Nachrowi.
Sebelumnya, Ahok menegaskan bakal menelusuri kekisruhan pembahasan APBD kepada aparat berwenang. Apalagi, Ahok menemukan anggaran "siluman" sebesar Rp 12,1 triliun yang diajukan oleh oknum DPRD setelah APBD disahkan dalam paripurna pada 27 Januari 2015 lalu.
Ahok mengatakan, ada wakil ketua komisi yang memotong 10 hingga 15 persen anggaran program unggulan yang telah disusun dan disahkan di paripurna. Kemudian, potongan anggaran itu dialokasikan untuk program bukan prioritas, dengan total mencapai Rp 12,1 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.